Cuaca disiang hari ini rasanya membuat kulit terbakar seketika, namun, ketiga cowo ini masih anteng berdiri di depan tiang bendera, hukuman mereka masih lama dan tak akan selesai dengan cepat.
"Heuh.. panas nya !" keluh Cakka sambil mengusap peluhnya secara diam-diam.
"Lo sih! Cewe kayak gitu diladenin!" Ucap Obiet kesal, badannya yang putih itu sebentar lagi akan menjadi terbakar.
"Ah! Tau nih si Cakka! Cewe kayak gitu diladenin! Kata Irsyad lagi, Cakka mencibir.
"Ah! Bu Winda pilih kasih sama Agni!" Cakka sewot, karena mereka bertiga berantem sama Agni, makanya Bu Winda menghukum mereka.
"Udah,udah! Entar lagi istirahat, lumayan lah, kita gak ikut pelajaran fisika, ya nggak?" Tanya Obiet, Cakka dan Irsyad menatap Obiet. Tumben, sahabatnya yang paling pinter ini males mengikuti pelajaran, pelajaran fisika lagi.
"Hah? Tumben lo mau ngebolos pelajaran Bu Winda?" Tanya Cakka sambil melototi Obiet. Obiet cengengesan.
"Hehe, dikit-dikit gak papa kan?" Tanya Obiet dengan mata jahil, Cakka mengangguk.
"Terserah lu deh!" Kata Irsyad.
Krrrrrrriiiiinnnnngggggggg ..
"HoRAY !!" Teriak Cakka, Irsyad dan Obiet juga girang.
"Udah yuk, kata Bu Winda kan sampai bel istirahat!" Ajak Obiet.
Mereka berjalan ke kantin, ketika di kantin, mereka menemukan Agni sedang ketawa-ketiwi bersama Oik dan Zevana.
"Heh! Enak ya!" Bentak Cakka sambil memukul meja tempat Agni makan.
"Eh! Gak sopan banget sih!" Kata Agni dengan nada yang tak kalah kencangnya.
"Emang semenjak pertama kali lo masuk sini, lo gak ada istimewanya!" Ucap Cakka, Agni kesal.
"Jadi? Siapa?" Tanya Agni.
"Siapa apa?"
"Siapa yang nanya!" Pekik Agni, seisi kantin tertawa melihat Cakka yang dipermalukan Agni, Apalagi Cakka yang mukanya merah abis!
"Ah! Udah males berdebat sama lo!" Ucap Cakka melemah, lalu memesan semangkok bakso dan sebotol fruit tea.
"Sabar, sob!" Ucap Irsyad prihatin,Cakka hanya mengangguk kesal.
"Kesel gue! Pokoknya kesel sangat deh!" Kata Cakka kesal sambil menelan baksonya secara cepat.
"Udah ah, cepetan abis ini kita pelajaran Matematika.." Kata Irsyad.
" Yoaaaa, ini udah tenaga turbo!" Kata Cakka lagi..
---
Ternyata nasib sedang tidak berpihak kepada Cakka maupun Agni. Cakka dan Agni telat masuk kelas, Cakka karena asyik main gitar diruang multimedia sama anak kelas 9 yang udah lulus dan gak inget waktu, sedangkan Agni habis bermain basket..
"Aduh pak! Kan Agni baru sekali telat! Kalau Cakka udah berkali-kali!" Alasan Agni lalu menatap Cakka tajam.
"Tidak bisa! Sebagai hukumannya,bersihkan taman sekolah, SEKARANG !" Pekik Pak Dave garang, Agni dan Cakka keluar dengan wajah murung dan kesal.
---
Agni menyapu dedaunan yang berguguran, sementara Cakka akan bertugas membuang dedaunan tersebut. Sejenak, Cakka memperhatikan Agni dari atas ke bawah, lalu dari atas kebawah. Rambutnya dikuncir satu kebelakang, poninya baru dipotong sehingga menjadi ditengah alis, badannya juga bagus, tidak terlalu lansing dan tidak terlalu gemuk, kulitnya sawo, namun yang membuat Cakka takjub adalah : Agni manis.. Hal itu baru disaat Agni menatap dirinya .
"Apa liat-liat ??!" Tanya Agni garang.
"Idih. GR amet!" Jawab Cakka sambil bersandar di bawah pohon.
"Mending GR daripada minder!"
Agni selesai menyapu halaman yang kotor dengan daun-daun itu. Cakka lansung menghampirinya.
"Udah?" Tanya Cakka, Agni mengangguk.
"Yaudah. Lo mau masuk apa duduk disitu?" Tanya Cakka lagi.
"Duduk! Gak mungkin gue masuk sendiri!" Kata Agni lalu duduk ditempat Cakka tadi duduk.
"Eh,bantuin gue bawa daun dong!" Kata Cakka dengan nada memelas.
"Ih! Gue kan udah nyapu! Lo lagi dong!" Jawab Agni keras.
"Please, Ag!"
"Yadeh, asal lo traktir gue makan!" Kata Agni senang.
"Iya!" Agni berdiri lalu mengambil daun-daun yang tertumpuk, namun, baru beberapa langkah, keseimbangan Agni goyang dan gak sengaja menyenggol Cakka hingga keduanya jatuh. Dengan posisi Agni menimpa Cakka.
"Aw!" Ringis Agni, Cakka menatap Agni dengan tatapan penuh arti.
"Ag.." Panggil Cakka, Agni masih meringis..
"Apaan?" Tanya Agni, Cakka menatap Agni dengan tatapan yang tak biasa. Dan....
Dan terjadilah insiden saling tatap menatap, jantung Agni berdegup kencang, sama halnya dengan Cakka.. Namun, Agni lansung mencoba berdiri karena Salah tingkah..
"Sakit gak?" Tanya Cakka, Agni menggeleng.
"Enggak kok" Jawabnya lalu membantu Cakka membersihkan daun yang berserakan akibat Agni terjatuh.
---
Agni dan Cakka masuk ke kelas bertepatan dengan bel istirahat berbunyi, rasanya, hari ini Agni ingin cukup sampai disini. Namun, masih ada 1 mata pelajaran lagi yang harus ia pelajari..
"Ag, gimana ama Cakka?" Goda Zevana saat ketiganya menuju ke Mushalla untuk Shalat.
"Idih! Gimana maksudnya apa?" Tanya Agni malu, jangan-jangan Zevana melihatnya?
"Insiden timpa-timpaan?" Bisik Zevana, Agni meletakkan telunjuknya di bibir Zevana, Oik yang sudah mengetahuinya hanya senyum-senyum ketika muka Agni merah.
"Ih! Mukanya merah! Malu ya?" Tebak Zevana asal, hhh! Tau aja.
"Malu? Malu kenapa? Lagian tadi gak sengaja! Hhh!" Ucap Agni kesal.
"Oh. Yaudah.. Shalat yuk. Udah waktunya!" Kata Zevana, Oik dan Agni mengangguk setuju .
---
Pulang sekolah, Agni lansung merebahkan dirinya diatas kasur. Perasaannya aneh. Ada yang beda, perasaannya kepda Cakka mulai berbeda. Agni mencoba melupakan Cakka.. Tapi, bagaimana caranya?
" Ada Rasa !!! Yang tak biasa !!! Yang mulai kurasa !!! Yang entah mengapaaaaaaaaaaaaa !!!" " DEVAAAAAAAAAAA ! LO BISA DIEM GAK ???????" Teriak Agni melengking, adiknya lansung diam. Agni merasa tersindir. Perasaannya kan ke Cakka sama seperti lagu yang dinyanyikan adiknya.
"Kak Agni tersinggung apa tersungging ?" Tanya seseorang di luar, Agni mengeluarkan kepalanya di ambang pintu kamar.
"Eh, Ray! Sama siapa?" Tanya Agni sambil mengeluarkan senyum manisnya, maklum, dia menyukai senyum manis ala Ray!
"Eh, kakak sayang.. Sama Deva! Kakak?" Aduh, Ray! Aneh banget! Jelas-jelas Agni disini sendiri! Mentang-mentang sering smsan !
"Ama sendiri dek! Hehe.." Jawab Agni yang ngerasa dirinya kayak anak kecil banget!
"Kalian mau ngapain? Belajar buat UASBN?" Tanya Agni, mereka berdua mengangguk.
"Yoa, kak! Biar Ray pinter! Deva kan pinter! Sama kayak kak Agni ! Haha.." Jawab Deva ngasal.
"Ahaha.. Setan lo, Dev! Iya, biar Ray pinter !" Kata Ray sambil menunjuk otaknya.
"Hoho, kak, masih pake BB ?" Tanya Ray senang.
"Masih, sayang.. Deva juga.." Kata Agni, " Kenapa, say?"
"Ray baru pake BB! Haha, ngikutin kak Cakka." Kata Ray. Cakka? Ray siapanya Cakka?
"Kamu siapanya Cakka?" Tanya Agni kaget.
"Adeknya. Kakak kenal?" Tanya Ray.
' Shit! Argh! Mereka adek kakak!' Benak Agni kesal, maklum, Ray dan dirinya hanya beda 1 tahun, jadi.. Kesempatan jadian gak tertutup kan?
"Nanti kak Cakka mau kesini!" Kata Ray Bangga.
" Hah ????"
" Kak Agni kenapa sih ? Kok gak suka Kak Cakka mau kesini?" Tanya Ray polos, Deva mengangkat bahunya tinggi-tinggi.
"Urusan orang dewasa !" Jawab Deva asal!
"Ih. Cuma beda 1 taoooon, ooon!" Ray menoyor kepala Deva yang otaknya rada tulalit, mungkin kebanyakan hafalin rumus kali yaaa?
---
Ting..tong..
Bel rumah Agni berbunyi, Agni yang sedang komat-kamit menghapal arti simbiosis merasa terganggu. Ia berteriak memanggil adenya..
"DEVVVVVVVVVAAAAA!! Bukain tu pintu !" Teriak Agni, namun tak ada balasan dari Deva maupun Ray..
"Aelah. Siapa sih? Gak penting! Dan seharusnya dia sadar kalau dia gak penting!" Umpat Agni kesal.
Pertama, ekspresi muka Agni saat mengetahui siapa yang datang :
1. Kesel ( Cakka lagi, Cakka lagi )
2. Seneng ( Ada temen nih. Hehe )
3. Sedih ( Soalnya dia kakaknya Ray! Masa mau gencar Ray? Gossipnya malah gak enak entar )
" Eh, kucrut! Ngapain nih lo disini?" Tanya Cakka lancang. Ih, rasanya Agni pengen Agni cekik terus mati digantng di tali jemuran! Arrgh!
"Rumah-rumah gue! Sewot amet lo?" Pekik Agni yang dapat memecahkan gendang telinga.
"Gila! Suara lo bahkan ngalahin suara stereo rusak! Ckck-" kata Cakka (pengarangnya sotoy).
"Eh. Artinya lo tetanggaan ma Ify donggg?" Tanya Cakka girang.
"Ify? Icha?" Tanya Agni.
"IFY ! Allysa Saufika Umari (salah apa bener?)"
"Ya, icha lah tolol!"
"Nama dia Ify! Bukan Icha!" Tandas Cakka.
"Bukan urusan gue! Gue manggilnya Icha juga! Weeeeekkk :p" jawab Agni sambil ngejebil pula (apadeh).. Cakka main nyelonong masuk ke rumah Agni dan melongo sejenak.
"Apasih? Gak sopan!" Kata Agni kesal, jengkel.
"Ih! Rumah lo gede banget!" Puji Cakka, Agni tersenyum bangga.
"Eh, lo mau jemput Raynald Prasetya ya?" Tanya Agni, Cakka menangguk cepat.
"Iya. Mana tu anak?" Tanya Cakka balik.
"Kagak tau. Eh, gue boleh PDKT gak sama ade lo? Boleh yaa?" Tanya Agni, mata Cakka hampir keluar dari tempatnya.
"HAH? Ama Ray?" Tanya Cakka.
"Engga, sama Daud!" Jawab Agni sambil menyebut nama anak kelas 7-2 yang paling hitam.
"Huahahahahahaha :D kalau ama Daud bodo amet dah!! Hmm.. Ama Ray? Silahkan! Lo temuin gue ama Icha dund !" Kata Cakka.
"Ahaaaaaay! Oke.oke! Asal lu bawa Ray! Besok kan sabtu, jadi libur! Gimana kalau besok aja ketemuannya? Di taman kota?" Tanya Agni, Cakka mengangguk setuju.
"Oke. Taman kota jam 8 pagi ! Thanks Ag ! Salam buat Vania, kka lo! Hihi.."
Sesaat kemudian , turun Ray sambil asyik bermain BB ! Tersenyum ke arah Cakka dan Agni yang habis 'tost' an.
"Kak Cakka! Ayoooo pullaaaannngggg!" Teriak Ray tersenyum puas.
"Ok.. Jangan lupa, Ag!" Teriak Cakka, lalu mengedipkan sebelah matanya..
" Bye, Ray :)" lambai Agni girang..
---
@taman kota, jam 8 lewat dikiiiiitttt!
"Ag, mana si Cakka?" Tanya Ify gak sabaran, Agni mendengus.
"Sabar!" Lalu celingak-celinguk mencari sosok Cakka dan Ray.
10 menit kemudian..
"KAK AGNIII!" Teriak Ray dengan wajah panik. Agni berdiri dan mendatangi Ray.
"Kak Cakka ketabrak mobil!!" Teriak Ray, Agni panik seketika.
"Mana? Bawa ke mobil kak Agni!!!!" Perintah Agni.
---
@UGD Rumah Sakit Awal Bros..
Agni bolak-balik di depan ruang UGD sambil mencoba menelfon keluarga Cakka, namun gak ada jawaban.. Ray pun menggeleng lemah saat ditanya kemana kedua orantuanya.. Kak Rangga, kakak Ray dan Cakka sudah dalam perjalanan menuju kesini. Kalau bukan karena paksaan Ray, manamau Rangga datang mengurus Cakka yang nakalnya kayak iblis!
"Kak Agni, duduk dong! Ray pusing liat kak Agni!" Kata Ray, tangisan Agni pecah di bahu Ray..
"Kalau bukan ide kakak ngajak kalian ketemuan di taman tadi , Cakka gak akan kayak gini! Semua salah gue!!" Ucap Agni lirih, suaranya serak.. Ray iba, lalu mengelus kepala kakak sahabatnya ini..
Ada perasaan aneh! Dihati Ray!
'Enggak! Gue gak bisa suka sama Kak Agni!' Benak Ray berujar..
"Dek.. Kamu marah sama kakak?" Tanya Agni, Ray menggeleng.
"Enggak kak!" Jawab Ray.
"Mending lo manggil gue Agni.. Gak enak banget dipanggil Kak!!" Ucap Agni.
"Iya, terserah lo aja!" Kata Ray..
Sesaat setelah Ray dan Agni duduk tenang di ruang tunggu, dokter yang memeriksa Cakka keluar, bersamaan dengan kak Rangga yang dteng dengan nafas terengah-engah.
"Pasien Cakka mengalami lukar ringan saja.. Hanya dirawat paling lama 2 atau 3 hari untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasien akan dipindahkan diruang inap biasa.. Terima kasih atas kerjasamanya.." Ucap Dokter lalu tersenyum. Tampak 2 orang suster membawa tempat tidur dorong Cakka, terlihat muka Cakka yang pucat dan tenang, sedangkan dahinya sudah ada beberapa jahitan,, kata si Dokter luka ringan!!
---
1 jam setelah dipindahkan keruang inap biasa, Cakka tersadar..
"Ify.." Panggil Cakka ketika sadar..
'deg'
Hati Agni perih mendengarnya.. Mengapa harus Ify? Bukan dirinya? Agni berniat meninggalkan ruangan ini, namun..
"Agni! Jangan pergi!" Kata Cakka sambil memegang tangan Agni erat. Agni menoleh ke Cakka yang menatapnya dengan tatapan penuh arti, tatapan yang pertama kali diberikan Cakka saat mereka berdua menyapu taman belakang sekolah. Lagi-lagi jantung Agni nyaris tak berfungsi.
"Untuk apa?" Tanya Agni dengan sorot mata tajam, sesaat kemudian pintu kamar terbuka. Tampak Ify membawa sekeranjang buah sambil memamerkan senyum indahnya..
"Hai, Cak.. Hai, Ag.." Sapa Ify ramah.
"Sorry, gue ada urusan.." Pamit Agni lalu melepas genggaman Cakka.
"Bye, Ag!" Kata Ify sambil melambai, Agni melambai.
'Hiks.. Ngapain gue cemburu? Bodoh! Bodoh! Bodoh!' Batin Agni terisak.
---
"Eh,Cak! Agni kenapa?" Tanya Ify.
"Gak tau! Kan katanya ada urusan!" Jawab Cakka.
"Oh.. Lo udah baikan?" Tanya Ify lagi.
"Udah, alhamdulillah. Fy.. Bisa tinggalin gue? Gue cape! Mau tidur!" Kata Cakka, Ify mengangguk.
"Yaudah, met bobo.." Kata Ify, lalu keluar dari ruangan Cakka.yang alasannya mau tidur.
"Gue mau cari Agni!" Tekad Cakka bulat, ia keluar sambil membawa selang infus. Kakinya masih belum enak diajak jalan, masih gemeteran. Kepalanya masih pusing akibat benturan dikepalanya.
---
Agni tengah duduk di taman rumah sakit, tepatnya saat itu hujan deras. Namun, Agni suka dengan keadaan ini. Dingin. Tak peduli orang sekitar mengatakannya "dasar cewe aneh!" , atau "mau aja disuruh hujanan sama cowonya!" , namun Agni tak ambil pusing..
"Hey! Agni!" Teriak seseorang, Agni menoleh. Tak jauh beberapa meter, Cakka berdiri dengan selang infus yang masih tertancap. Mata Agni melotot.
"CAKKA?" Teriak Agni sambil berlari ke arah Cakka.
"Ag..ni.. Ding..ding..iinnn.." Kata Cakka bergetar. "Dingin?" Tanya Agni, lalu mengambil sebuah ide yang ekstrim.. Ia memeluk hangat tubuh Cakka dan mengajaknya ke kamar inapnya.. Gak perduli orang sana melihat mereka seperti itu. Pelukan sambil berjalan, lagian ini kan tempat umum, bodo amat laaaah!!
---
Malam ini, Agni menemani Cakka di rumah sakit, maklum lah. Badan Cakka panas akibat terkena hujan. Ani duduk dikursi plastik sebelah tempat tidur Cakka, sambil membac Novel A Little White Lie.. Hatinya sedang senang. Kejadian tadi..
Ia mengantar Cakka sampai ke kamar. Lalu, memanggil namanya. Agni menunggu di depan kamar Cakka yang sedang berganti baju. Setelah berganti baju, Cakka tidur dengan wajah polosnya.. Agni rasanya ingin mencubit kedua pipinya dengan geram..
"Dasar ndut" gumam Agni ketika mengingat kejadian tadi..
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 tepat.. Mata Agni juga sudah meredup.. Sebelum tidur, Agni mengusap rambut Cakka yang tidak berstyle, polos.. Cakka jadi lebih ganteng.. Lalu, Agni berbisik di telinga Cakka..
"Met tidur Cakka :)" Agni lalu mengambil posisi tepat disamping Cakka, takut jika tiba-tiba Cakka terbangun dan membutuhkan bantuan..
Disaat mata Agni terpejam, Cakka perlahan-lahan membuka mata dan melihat Agni yang tertidur pulas. Ia mengelus rambut Agni, lalu berujar :
"Selamat tidur juga, Ag.."
---
Sudah beberapa hari Cakka dirawat dirumah sakit, dan hari ini, Cakka diperbolehkan untuk pulang kerumah. Agni yang membantu ia membereskan baju-baju yang Cakka pakai.. Membersihkan ruangan yang kotor akibat kemarin Obiet, Irsyad,Zevana dan Oik berpesta disitu..
Cakka duduk termenung di sofa tempat ia dirawat. Sambil memperhatikan Agni.. Ia tampak feminim, beda dengan Agni yang dulu.
"Woy! Cepet!" Teriak Cakka kesal.
"Apasih??!" Pekik Agni.
"Pulanggggg!" Nada Cakka melemah dan menjadi manja.
"Iya! Bentar lagi, Cak!" Jawab Agni lalu membuang sampah terakhir di tong sampah..
"Pulaaaangggg!" Rengek Cakka, Agni menggenggam jemari Cakka..
"Cepet! Mau pulang gak!?" Tanya Agni pada Cakka yang masih bengong.
"Ayoooooo!" Kata Agni membuyarkan Cakka.
"Iyaaa!" Jawab Cakka lalu membalas merangkul Agni..
"Ag!!" Kata Cakka lalu menatap mata Agni..
"Apa?"
" I Love You.." Bisik Cakka, Agni hanya tersenyum..
" Love You too, tapi, aku belum mau pacaran.. Sorry!" Kata Agni, Cakka agak kecewa..
"Ya deh! Gue akan nunggu lo sampai lo mau!"
---
5 tahun kemudian..
Cuaca pagi ini idak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.. Sangat nyaman untuk berlama-lama duduk di pohon yang rindang. Hal itu dilakukan Cakka, ketika sedang menikmati jam istirahat.. Cakka tengah sendiri.. Mengenang masa 5 tahun yang lalu.. Saat ia harus melepas orang yang sangat berarti dihidupnya, dan sudah menjadi sebagian hidupnya..
---
5 tahun yang lalu ..
Cakka duduk menikmati suasana pantai senja yang indah.. Agni duduk bersandar di bahunya.. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang penting..
"Aku mau pindah ke London!" Kata Agni dengan air mata yang dari tadi ia tahan.
"Apa? Jauh banget , Ag!" Pekik Cakka, ia menatap manik mata Agni.. Mata yang meneduhkan hatinya..
"Hiks.. Hiks.. Aku gak bisa nolak kehendak papa !" Kata Agni, Cakka memeluk Agni..
"Lo gak bisa ninggalin gue!" Kata Cakka.
"bisa, kalau gue bisa ngelupain lo, kenapa lo gak?" Tanya Agni.
"Gak. Gue udah terlalu sayang sama lo!" Kata Cakka lalu melepas pelukannya dengan keras.
"Please, Cak! Lo harus bisa! Dan lo harus yakin , gue pasti kembali untuk lo!" Kata Agni sambil mengenggam kedua tangan Cakka.
"Percayalah, Cak!"
"Okay! Gue sayang lo!" Kata Cakka lalu memeluk Agni erat..
@Bandara.
"Ag.. Yang baik lo! Jangan nakal disana! Entar disana lo putih! Huehehe" kata Zevana yang sengaja membuat dirinya tertawa, padahal ia mau menangis.
"Iya. Lo jagain Oik yaa,!" Kata Agni dengan tatapan sedih.
"Cakka mana, Ag?" Tanya Irsyad.
"Gak tau.. Mungkin saja dia gak mau ketemu aku.. Dia ada proses melupakan aku.." Jawab Agni dengan polos.
"Kak, udah mau berangkat!" Kata Deva lalu memeluk soulmatenya..
"Aku sayang Ray.." kata Deva, memang kedekatan mereka sejak mereka kelas 1 sd, oleh sebab itu, Deva merasa kehilangan sahabat karibnya..
"Ray juga sayaaaaaaanngggggggggggggggggg banget sama Deva.. Semenjak kematian sahabat kecilku, aku kehilang sosok dia. Dan tiba-tiba kamu dateng.. Aku sayang Deva!" Kata Ray yang berlinang air mata , Deva memberinya sesuatu yang berharga. Sebuah kalung bertuliskan Best Forever ;) sesuatu yang jarang Deva beli. Karena dia paling anti sama yang namanya : kalung.
"Suatu saat kita bis a ketemu lagi, Ray! Selamat atas hubungan lo sama Raissa !" Kata Deva sebelum pergi.
"Byeee Salma!" Kata Ray sebelum Deva akhirnya menghilang..
---
Agni duduk manis di ruang tunggu penerbangan. Sekitar beberapa menit lagi, ia akan berangkat, pergi jauh meninggalkan kenangan lamanya bersama sahabatnya, bersama keluarga, dan bersama Cakka.. Cakka.. Cakka Kawekas Nuraga..
Agni baru saja bergegas mengikuti jejak Mamanya, tiba-tiba ,
"AGNI!" Teriak seseorang, Agni melihat kearah sumbeer suara.
"Cakka?"
Agni menatap mamanya. Mamanya mengerti perasaannya, begitu pula dengan Papanya.
Agni berlari menuju Cakka, lalu memeluknya dan tak mau melepaskannya.
"Cakka! Gue sayang lo! Sayang bangeeeeet! Jangan lupain guee!! I Love You.." Kata Agni disela-sela kepergiannya.
"Iya, gue gak akan lupain lo.. Simpen ini!" Ucap Cakka sambil menatap manik mata Agni.
"Apa ini?" Tanya Agni, Cakka tersenyum..
"Kalo kangen gue, lo panggil nama gue. Dan genggam kalung itu.. Aku pasti selalu ada untukmu.." Kata Cakka sambil mengeluarkan air mata, ia tersenyum.
"Cak, simpen kalung ini!" Kata Agni lalu mengambil sebuah kalung bertulis ATN .
"Tapi kan ini berharga bagi lo?" Tanya Cakka.
"Darimana lo tau? Itu berhara,tapi lebih berharga elo .." Kata Cakka.
" Agni!" Panggil papanya, Agni mengangguk.
"Iya, Cak! Aku pergi dulu yaa.." Kata Agni sambil berjalan mundur.
"Peluk gue lagi dong!" Celetuk Cakka.
"Ogah! Byeeee.." Mata Cakka terus menatap tajam ke Agni sampai gadis itu benar-benar hilang ditengah kerumunan.
---
"Permisi, tau kelas 10-2?" Tanya seorang gadis berambut panjang dibawah dada, berkulit putih, dan tersenyum manis.. Senyum itu mirip sekali dengan.. Agni!
"Hmm.. Ada apa?" Tanya Cakka, matanya menatap dari atas ke bawah..
"Aku Agni..Anak baru disini.. Kamu siapa?" Tanya gadis itu, ya Ampun! Dia lupa sama Cakka?
"Ohh..kalu sama Cakka lupa?" Tanya Cakka sambil megedipkan sebelah matanya.
"Hah? Lo..cakka??" Tanya Agni heran,alo itu malah jangkung!
"Iya, lupa ni yeee sama Cakka.." Goda Cakka.
"Ih! Gue nyariin lo ke rumah lo, lo pindah rumah! Pas gue tanya rumah baru lo, yang punya rumah gak jawab!"
"Hihui^^ Agni makin cantik! 'Wow' Cakka liat Agni.."
"Hehe.."
"Eh, jawaban kamu gimana?" Tanya Cakka.
"Jawaban apa?"
"Di rumah sakit, 5 tahun yang lalu.."
" Nggak!" Jawab Agni kecewa, "nggak mungkin gue nolak.." Kata Agni lalu mencibir.
"Agniiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!" Teriak Cakka.
---
Malam harinya, Agni dan Cakka menghabiskan waktu bersama. Cuaca malam itu sangat cerah, bintang-bintang menampakkan cahayanya..
"Ag.." Panggil Cakka.
"Apa?"
"Cakka sayang Agni.."
"Bosen Agni dengernya!" Kata Agni bercanda.
"Jahat!" Celetuk Cakka, Agni ngakak.
"Ag.. Lo ucapin dong beberapa kalimat buat gue.. Gue kan sayang ama lo!"
"Okay! Agni itu cinta sama cakka.. Agni gak sayang ataupun suka.. Agni CINTA!! CINTA SLAMANYA !!" Kata Agni..
"Cakka cinsayka sama Agnii.."
"Agni.." Panggil Cakka lagi..
"Kiss me!" Kata Cakka.
"No!" Jawab Agni.
Cakka terdiam..
"Cak! Sini gue bisikin!" Kata Agni.
"Apa?" Cakka mendekatkan telinganya ke muka Agni..
"Hmm.." Ucap Agni..
1 detik..
'Cup'
Agni mencium pipi Cakka..
Cakka tersenyum puas.. Dan mencium balik Agni..
" Ihhhh!! Cakka genit!" Gerutu Agni kesal..
" I Love You Agni Tri Nubuwati.."
" I Love You Too Cakka Kawekas Nuraga.."
THE END :)
- created: 16 May 2010 -
"Heuh.. panas nya !" keluh Cakka sambil mengusap peluhnya secara diam-diam.
"Lo sih! Cewe kayak gitu diladenin!" Ucap Obiet kesal, badannya yang putih itu sebentar lagi akan menjadi terbakar.
"Ah! Tau nih si Cakka! Cewe kayak gitu diladenin! Kata Irsyad lagi, Cakka mencibir.
"Ah! Bu Winda pilih kasih sama Agni!" Cakka sewot, karena mereka bertiga berantem sama Agni, makanya Bu Winda menghukum mereka.
"Udah,udah! Entar lagi istirahat, lumayan lah, kita gak ikut pelajaran fisika, ya nggak?" Tanya Obiet, Cakka dan Irsyad menatap Obiet. Tumben, sahabatnya yang paling pinter ini males mengikuti pelajaran, pelajaran fisika lagi.
"Hah? Tumben lo mau ngebolos pelajaran Bu Winda?" Tanya Cakka sambil melototi Obiet. Obiet cengengesan.
"Hehe, dikit-dikit gak papa kan?" Tanya Obiet dengan mata jahil, Cakka mengangguk.
"Terserah lu deh!" Kata Irsyad.
Krrrrrrriiiiinnnnngggggggg ..
"HoRAY !!" Teriak Cakka, Irsyad dan Obiet juga girang.
"Udah yuk, kata Bu Winda kan sampai bel istirahat!" Ajak Obiet.
Mereka berjalan ke kantin, ketika di kantin, mereka menemukan Agni sedang ketawa-ketiwi bersama Oik dan Zevana.
"Heh! Enak ya!" Bentak Cakka sambil memukul meja tempat Agni makan.
"Eh! Gak sopan banget sih!" Kata Agni dengan nada yang tak kalah kencangnya.
"Emang semenjak pertama kali lo masuk sini, lo gak ada istimewanya!" Ucap Cakka, Agni kesal.
"Jadi? Siapa?" Tanya Agni.
"Siapa apa?"
"Siapa yang nanya!" Pekik Agni, seisi kantin tertawa melihat Cakka yang dipermalukan Agni, Apalagi Cakka yang mukanya merah abis!
"Ah! Udah males berdebat sama lo!" Ucap Cakka melemah, lalu memesan semangkok bakso dan sebotol fruit tea.
"Sabar, sob!" Ucap Irsyad prihatin,Cakka hanya mengangguk kesal.
"Kesel gue! Pokoknya kesel sangat deh!" Kata Cakka kesal sambil menelan baksonya secara cepat.
"Udah ah, cepetan abis ini kita pelajaran Matematika.." Kata Irsyad.
" Yoaaaa, ini udah tenaga turbo!" Kata Cakka lagi..
---
Ternyata nasib sedang tidak berpihak kepada Cakka maupun Agni. Cakka dan Agni telat masuk kelas, Cakka karena asyik main gitar diruang multimedia sama anak kelas 9 yang udah lulus dan gak inget waktu, sedangkan Agni habis bermain basket..
"Aduh pak! Kan Agni baru sekali telat! Kalau Cakka udah berkali-kali!" Alasan Agni lalu menatap Cakka tajam.
"Tidak bisa! Sebagai hukumannya,bersihkan taman sekolah, SEKARANG !" Pekik Pak Dave garang, Agni dan Cakka keluar dengan wajah murung dan kesal.
---
Agni menyapu dedaunan yang berguguran, sementara Cakka akan bertugas membuang dedaunan tersebut. Sejenak, Cakka memperhatikan Agni dari atas ke bawah, lalu dari atas kebawah. Rambutnya dikuncir satu kebelakang, poninya baru dipotong sehingga menjadi ditengah alis, badannya juga bagus, tidak terlalu lansing dan tidak terlalu gemuk, kulitnya sawo, namun yang membuat Cakka takjub adalah : Agni manis.. Hal itu baru disaat Agni menatap dirinya .
"Apa liat-liat ??!" Tanya Agni garang.
"Idih. GR amet!" Jawab Cakka sambil bersandar di bawah pohon.
"Mending GR daripada minder!"
Agni selesai menyapu halaman yang kotor dengan daun-daun itu. Cakka lansung menghampirinya.
"Udah?" Tanya Cakka, Agni mengangguk.
"Yaudah. Lo mau masuk apa duduk disitu?" Tanya Cakka lagi.
"Duduk! Gak mungkin gue masuk sendiri!" Kata Agni lalu duduk ditempat Cakka tadi duduk.
"Eh,bantuin gue bawa daun dong!" Kata Cakka dengan nada memelas.
"Ih! Gue kan udah nyapu! Lo lagi dong!" Jawab Agni keras.
"Please, Ag!"
"Yadeh, asal lo traktir gue makan!" Kata Agni senang.
"Iya!" Agni berdiri lalu mengambil daun-daun yang tertumpuk, namun, baru beberapa langkah, keseimbangan Agni goyang dan gak sengaja menyenggol Cakka hingga keduanya jatuh. Dengan posisi Agni menimpa Cakka.
"Aw!" Ringis Agni, Cakka menatap Agni dengan tatapan penuh arti.
"Ag.." Panggil Cakka, Agni masih meringis..
"Apaan?" Tanya Agni, Cakka menatap Agni dengan tatapan yang tak biasa. Dan....
Dan terjadilah insiden saling tatap menatap, jantung Agni berdegup kencang, sama halnya dengan Cakka.. Namun, Agni lansung mencoba berdiri karena Salah tingkah..
"Sakit gak?" Tanya Cakka, Agni menggeleng.
"Enggak kok" Jawabnya lalu membantu Cakka membersihkan daun yang berserakan akibat Agni terjatuh.
---
Agni dan Cakka masuk ke kelas bertepatan dengan bel istirahat berbunyi, rasanya, hari ini Agni ingin cukup sampai disini. Namun, masih ada 1 mata pelajaran lagi yang harus ia pelajari..
"Ag, gimana ama Cakka?" Goda Zevana saat ketiganya menuju ke Mushalla untuk Shalat.
"Idih! Gimana maksudnya apa?" Tanya Agni malu, jangan-jangan Zevana melihatnya?
"Insiden timpa-timpaan?" Bisik Zevana, Agni meletakkan telunjuknya di bibir Zevana, Oik yang sudah mengetahuinya hanya senyum-senyum ketika muka Agni merah.
"Ih! Mukanya merah! Malu ya?" Tebak Zevana asal, hhh! Tau aja.
"Malu? Malu kenapa? Lagian tadi gak sengaja! Hhh!" Ucap Agni kesal.
"Oh. Yaudah.. Shalat yuk. Udah waktunya!" Kata Zevana, Oik dan Agni mengangguk setuju .
---
Pulang sekolah, Agni lansung merebahkan dirinya diatas kasur. Perasaannya aneh. Ada yang beda, perasaannya kepda Cakka mulai berbeda. Agni mencoba melupakan Cakka.. Tapi, bagaimana caranya?
" Ada Rasa !!! Yang tak biasa !!! Yang mulai kurasa !!! Yang entah mengapaaaaaaaaaaaaa !!!" " DEVAAAAAAAAAAA ! LO BISA DIEM GAK ???????" Teriak Agni melengking, adiknya lansung diam. Agni merasa tersindir. Perasaannya kan ke Cakka sama seperti lagu yang dinyanyikan adiknya.
"Kak Agni tersinggung apa tersungging ?" Tanya seseorang di luar, Agni mengeluarkan kepalanya di ambang pintu kamar.
"Eh, Ray! Sama siapa?" Tanya Agni sambil mengeluarkan senyum manisnya, maklum, dia menyukai senyum manis ala Ray!
"Eh, kakak sayang.. Sama Deva! Kakak?" Aduh, Ray! Aneh banget! Jelas-jelas Agni disini sendiri! Mentang-mentang sering smsan !
"Ama sendiri dek! Hehe.." Jawab Agni yang ngerasa dirinya kayak anak kecil banget!
"Kalian mau ngapain? Belajar buat UASBN?" Tanya Agni, mereka berdua mengangguk.
"Yoa, kak! Biar Ray pinter! Deva kan pinter! Sama kayak kak Agni ! Haha.." Jawab Deva ngasal.
"Ahaha.. Setan lo, Dev! Iya, biar Ray pinter !" Kata Ray sambil menunjuk otaknya.
"Hoho, kak, masih pake BB ?" Tanya Ray senang.
"Masih, sayang.. Deva juga.." Kata Agni, " Kenapa, say?"
"Ray baru pake BB! Haha, ngikutin kak Cakka." Kata Ray. Cakka? Ray siapanya Cakka?
"Kamu siapanya Cakka?" Tanya Agni kaget.
"Adeknya. Kakak kenal?" Tanya Ray.
' Shit! Argh! Mereka adek kakak!' Benak Agni kesal, maklum, Ray dan dirinya hanya beda 1 tahun, jadi.. Kesempatan jadian gak tertutup kan?
"Nanti kak Cakka mau kesini!" Kata Ray Bangga.
" Hah ????"
" Kak Agni kenapa sih ? Kok gak suka Kak Cakka mau kesini?" Tanya Ray polos, Deva mengangkat bahunya tinggi-tinggi.
"Urusan orang dewasa !" Jawab Deva asal!
"Ih. Cuma beda 1 taoooon, ooon!" Ray menoyor kepala Deva yang otaknya rada tulalit, mungkin kebanyakan hafalin rumus kali yaaa?
---
Ting..tong..
Bel rumah Agni berbunyi, Agni yang sedang komat-kamit menghapal arti simbiosis merasa terganggu. Ia berteriak memanggil adenya..
"DEVVVVVVVVVAAAAA!! Bukain tu pintu !" Teriak Agni, namun tak ada balasan dari Deva maupun Ray..
"Aelah. Siapa sih? Gak penting! Dan seharusnya dia sadar kalau dia gak penting!" Umpat Agni kesal.
Pertama, ekspresi muka Agni saat mengetahui siapa yang datang :
1. Kesel ( Cakka lagi, Cakka lagi )
2. Seneng ( Ada temen nih. Hehe )
3. Sedih ( Soalnya dia kakaknya Ray! Masa mau gencar Ray? Gossipnya malah gak enak entar )
" Eh, kucrut! Ngapain nih lo disini?" Tanya Cakka lancang. Ih, rasanya Agni pengen Agni cekik terus mati digantng di tali jemuran! Arrgh!
"Rumah-rumah gue! Sewot amet lo?" Pekik Agni yang dapat memecahkan gendang telinga.
"Gila! Suara lo bahkan ngalahin suara stereo rusak! Ckck-" kata Cakka (pengarangnya sotoy).
"Eh. Artinya lo tetanggaan ma Ify donggg?" Tanya Cakka girang.
"Ify? Icha?" Tanya Agni.
"IFY ! Allysa Saufika Umari (salah apa bener?)"
"Ya, icha lah tolol!"
"Nama dia Ify! Bukan Icha!" Tandas Cakka.
"Bukan urusan gue! Gue manggilnya Icha juga! Weeeeekkk :p" jawab Agni sambil ngejebil pula (apadeh).. Cakka main nyelonong masuk ke rumah Agni dan melongo sejenak.
"Apasih? Gak sopan!" Kata Agni kesal, jengkel.
"Ih! Rumah lo gede banget!" Puji Cakka, Agni tersenyum bangga.
"Eh, lo mau jemput Raynald Prasetya ya?" Tanya Agni, Cakka menangguk cepat.
"Iya. Mana tu anak?" Tanya Cakka balik.
"Kagak tau. Eh, gue boleh PDKT gak sama ade lo? Boleh yaa?" Tanya Agni, mata Cakka hampir keluar dari tempatnya.
"HAH? Ama Ray?" Tanya Cakka.
"Engga, sama Daud!" Jawab Agni sambil menyebut nama anak kelas 7-2 yang paling hitam.
"Huahahahahahaha :D kalau ama Daud bodo amet dah!! Hmm.. Ama Ray? Silahkan! Lo temuin gue ama Icha dund !" Kata Cakka.
"Ahaaaaaay! Oke.oke! Asal lu bawa Ray! Besok kan sabtu, jadi libur! Gimana kalau besok aja ketemuannya? Di taman kota?" Tanya Agni, Cakka mengangguk setuju.
"Oke. Taman kota jam 8 pagi ! Thanks Ag ! Salam buat Vania, kka lo! Hihi.."
Sesaat kemudian , turun Ray sambil asyik bermain BB ! Tersenyum ke arah Cakka dan Agni yang habis 'tost' an.
"Kak Cakka! Ayoooo pullaaaannngggg!" Teriak Ray tersenyum puas.
"Ok.. Jangan lupa, Ag!" Teriak Cakka, lalu mengedipkan sebelah matanya..
" Bye, Ray :)" lambai Agni girang..
---
@taman kota, jam 8 lewat dikiiiiitttt!
"Ag, mana si Cakka?" Tanya Ify gak sabaran, Agni mendengus.
"Sabar!" Lalu celingak-celinguk mencari sosok Cakka dan Ray.
10 menit kemudian..
"KAK AGNIII!" Teriak Ray dengan wajah panik. Agni berdiri dan mendatangi Ray.
"Kak Cakka ketabrak mobil!!" Teriak Ray, Agni panik seketika.
"Mana? Bawa ke mobil kak Agni!!!!" Perintah Agni.
---
@UGD Rumah Sakit Awal Bros..
Agni bolak-balik di depan ruang UGD sambil mencoba menelfon keluarga Cakka, namun gak ada jawaban.. Ray pun menggeleng lemah saat ditanya kemana kedua orantuanya.. Kak Rangga, kakak Ray dan Cakka sudah dalam perjalanan menuju kesini. Kalau bukan karena paksaan Ray, manamau Rangga datang mengurus Cakka yang nakalnya kayak iblis!
"Kak Agni, duduk dong! Ray pusing liat kak Agni!" Kata Ray, tangisan Agni pecah di bahu Ray..
"Kalau bukan ide kakak ngajak kalian ketemuan di taman tadi , Cakka gak akan kayak gini! Semua salah gue!!" Ucap Agni lirih, suaranya serak.. Ray iba, lalu mengelus kepala kakak sahabatnya ini..
Ada perasaan aneh! Dihati Ray!
'Enggak! Gue gak bisa suka sama Kak Agni!' Benak Ray berujar..
"Dek.. Kamu marah sama kakak?" Tanya Agni, Ray menggeleng.
"Enggak kak!" Jawab Ray.
"Mending lo manggil gue Agni.. Gak enak banget dipanggil Kak!!" Ucap Agni.
"Iya, terserah lo aja!" Kata Ray..
Sesaat setelah Ray dan Agni duduk tenang di ruang tunggu, dokter yang memeriksa Cakka keluar, bersamaan dengan kak Rangga yang dteng dengan nafas terengah-engah.
"Pasien Cakka mengalami lukar ringan saja.. Hanya dirawat paling lama 2 atau 3 hari untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasien akan dipindahkan diruang inap biasa.. Terima kasih atas kerjasamanya.." Ucap Dokter lalu tersenyum. Tampak 2 orang suster membawa tempat tidur dorong Cakka, terlihat muka Cakka yang pucat dan tenang, sedangkan dahinya sudah ada beberapa jahitan,, kata si Dokter luka ringan!!
---
1 jam setelah dipindahkan keruang inap biasa, Cakka tersadar..
"Ify.." Panggil Cakka ketika sadar..
'deg'
Hati Agni perih mendengarnya.. Mengapa harus Ify? Bukan dirinya? Agni berniat meninggalkan ruangan ini, namun..
"Agni! Jangan pergi!" Kata Cakka sambil memegang tangan Agni erat. Agni menoleh ke Cakka yang menatapnya dengan tatapan penuh arti, tatapan yang pertama kali diberikan Cakka saat mereka berdua menyapu taman belakang sekolah. Lagi-lagi jantung Agni nyaris tak berfungsi.
"Untuk apa?" Tanya Agni dengan sorot mata tajam, sesaat kemudian pintu kamar terbuka. Tampak Ify membawa sekeranjang buah sambil memamerkan senyum indahnya..
"Hai, Cak.. Hai, Ag.." Sapa Ify ramah.
"Sorry, gue ada urusan.." Pamit Agni lalu melepas genggaman Cakka.
"Bye, Ag!" Kata Ify sambil melambai, Agni melambai.
'Hiks.. Ngapain gue cemburu? Bodoh! Bodoh! Bodoh!' Batin Agni terisak.
---
"Eh,Cak! Agni kenapa?" Tanya Ify.
"Gak tau! Kan katanya ada urusan!" Jawab Cakka.
"Oh.. Lo udah baikan?" Tanya Ify lagi.
"Udah, alhamdulillah. Fy.. Bisa tinggalin gue? Gue cape! Mau tidur!" Kata Cakka, Ify mengangguk.
"Yaudah, met bobo.." Kata Ify, lalu keluar dari ruangan Cakka.yang alasannya mau tidur.
"Gue mau cari Agni!" Tekad Cakka bulat, ia keluar sambil membawa selang infus. Kakinya masih belum enak diajak jalan, masih gemeteran. Kepalanya masih pusing akibat benturan dikepalanya.
---
Agni tengah duduk di taman rumah sakit, tepatnya saat itu hujan deras. Namun, Agni suka dengan keadaan ini. Dingin. Tak peduli orang sekitar mengatakannya "dasar cewe aneh!" , atau "mau aja disuruh hujanan sama cowonya!" , namun Agni tak ambil pusing..
"Hey! Agni!" Teriak seseorang, Agni menoleh. Tak jauh beberapa meter, Cakka berdiri dengan selang infus yang masih tertancap. Mata Agni melotot.
"CAKKA?" Teriak Agni sambil berlari ke arah Cakka.
"Ag..ni.. Ding..ding..iinnn.." Kata Cakka bergetar. "Dingin?" Tanya Agni, lalu mengambil sebuah ide yang ekstrim.. Ia memeluk hangat tubuh Cakka dan mengajaknya ke kamar inapnya.. Gak perduli orang sana melihat mereka seperti itu. Pelukan sambil berjalan, lagian ini kan tempat umum, bodo amat laaaah!!
---
Malam ini, Agni menemani Cakka di rumah sakit, maklum lah. Badan Cakka panas akibat terkena hujan. Ani duduk dikursi plastik sebelah tempat tidur Cakka, sambil membac Novel A Little White Lie.. Hatinya sedang senang. Kejadian tadi..
Ia mengantar Cakka sampai ke kamar. Lalu, memanggil namanya. Agni menunggu di depan kamar Cakka yang sedang berganti baju. Setelah berganti baju, Cakka tidur dengan wajah polosnya.. Agni rasanya ingin mencubit kedua pipinya dengan geram..
"Dasar ndut" gumam Agni ketika mengingat kejadian tadi..
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 tepat.. Mata Agni juga sudah meredup.. Sebelum tidur, Agni mengusap rambut Cakka yang tidak berstyle, polos.. Cakka jadi lebih ganteng.. Lalu, Agni berbisik di telinga Cakka..
"Met tidur Cakka :)" Agni lalu mengambil posisi tepat disamping Cakka, takut jika tiba-tiba Cakka terbangun dan membutuhkan bantuan..
Disaat mata Agni terpejam, Cakka perlahan-lahan membuka mata dan melihat Agni yang tertidur pulas. Ia mengelus rambut Agni, lalu berujar :
"Selamat tidur juga, Ag.."
---
Sudah beberapa hari Cakka dirawat dirumah sakit, dan hari ini, Cakka diperbolehkan untuk pulang kerumah. Agni yang membantu ia membereskan baju-baju yang Cakka pakai.. Membersihkan ruangan yang kotor akibat kemarin Obiet, Irsyad,Zevana dan Oik berpesta disitu..
Cakka duduk termenung di sofa tempat ia dirawat. Sambil memperhatikan Agni.. Ia tampak feminim, beda dengan Agni yang dulu.
"Woy! Cepet!" Teriak Cakka kesal.
"Apasih??!" Pekik Agni.
"Pulanggggg!" Nada Cakka melemah dan menjadi manja.
"Iya! Bentar lagi, Cak!" Jawab Agni lalu membuang sampah terakhir di tong sampah..
"Pulaaaangggg!" Rengek Cakka, Agni menggenggam jemari Cakka..
"Cepet! Mau pulang gak!?" Tanya Agni pada Cakka yang masih bengong.
"Ayoooooo!" Kata Agni membuyarkan Cakka.
"Iyaaa!" Jawab Cakka lalu membalas merangkul Agni..
"Ag!!" Kata Cakka lalu menatap mata Agni..
"Apa?"
" I Love You.." Bisik Cakka, Agni hanya tersenyum..
" Love You too, tapi, aku belum mau pacaran.. Sorry!" Kata Agni, Cakka agak kecewa..
"Ya deh! Gue akan nunggu lo sampai lo mau!"
---
5 tahun kemudian..
Cuaca pagi ini idak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.. Sangat nyaman untuk berlama-lama duduk di pohon yang rindang. Hal itu dilakukan Cakka, ketika sedang menikmati jam istirahat.. Cakka tengah sendiri.. Mengenang masa 5 tahun yang lalu.. Saat ia harus melepas orang yang sangat berarti dihidupnya, dan sudah menjadi sebagian hidupnya..
---
5 tahun yang lalu ..
Cakka duduk menikmati suasana pantai senja yang indah.. Agni duduk bersandar di bahunya.. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang penting..
"Aku mau pindah ke London!" Kata Agni dengan air mata yang dari tadi ia tahan.
"Apa? Jauh banget , Ag!" Pekik Cakka, ia menatap manik mata Agni.. Mata yang meneduhkan hatinya..
"Hiks.. Hiks.. Aku gak bisa nolak kehendak papa !" Kata Agni, Cakka memeluk Agni..
"Lo gak bisa ninggalin gue!" Kata Cakka.
"bisa, kalau gue bisa ngelupain lo, kenapa lo gak?" Tanya Agni.
"Gak. Gue udah terlalu sayang sama lo!" Kata Cakka lalu melepas pelukannya dengan keras.
"Please, Cak! Lo harus bisa! Dan lo harus yakin , gue pasti kembali untuk lo!" Kata Agni sambil mengenggam kedua tangan Cakka.
"Percayalah, Cak!"
"Okay! Gue sayang lo!" Kata Cakka lalu memeluk Agni erat..
@Bandara.
"Ag.. Yang baik lo! Jangan nakal disana! Entar disana lo putih! Huehehe" kata Zevana yang sengaja membuat dirinya tertawa, padahal ia mau menangis.
"Iya. Lo jagain Oik yaa,!" Kata Agni dengan tatapan sedih.
"Cakka mana, Ag?" Tanya Irsyad.
"Gak tau.. Mungkin saja dia gak mau ketemu aku.. Dia ada proses melupakan aku.." Jawab Agni dengan polos.
"Kak, udah mau berangkat!" Kata Deva lalu memeluk soulmatenya..
"Aku sayang Ray.." kata Deva, memang kedekatan mereka sejak mereka kelas 1 sd, oleh sebab itu, Deva merasa kehilangan sahabat karibnya..
"Ray juga sayaaaaaaanngggggggggggggggggg banget sama Deva.. Semenjak kematian sahabat kecilku, aku kehilang sosok dia. Dan tiba-tiba kamu dateng.. Aku sayang Deva!" Kata Ray yang berlinang air mata , Deva memberinya sesuatu yang berharga. Sebuah kalung bertuliskan Best Forever ;) sesuatu yang jarang Deva beli. Karena dia paling anti sama yang namanya : kalung.
"Suatu saat kita bis a ketemu lagi, Ray! Selamat atas hubungan lo sama Raissa !" Kata Deva sebelum pergi.
"Byeee Salma!" Kata Ray sebelum Deva akhirnya menghilang..
---
Agni duduk manis di ruang tunggu penerbangan. Sekitar beberapa menit lagi, ia akan berangkat, pergi jauh meninggalkan kenangan lamanya bersama sahabatnya, bersama keluarga, dan bersama Cakka.. Cakka.. Cakka Kawekas Nuraga..
Agni baru saja bergegas mengikuti jejak Mamanya, tiba-tiba ,
"AGNI!" Teriak seseorang, Agni melihat kearah sumbeer suara.
"Cakka?"
Agni menatap mamanya. Mamanya mengerti perasaannya, begitu pula dengan Papanya.
Agni berlari menuju Cakka, lalu memeluknya dan tak mau melepaskannya.
"Cakka! Gue sayang lo! Sayang bangeeeeet! Jangan lupain guee!! I Love You.." Kata Agni disela-sela kepergiannya.
"Iya, gue gak akan lupain lo.. Simpen ini!" Ucap Cakka sambil menatap manik mata Agni.
"Apa ini?" Tanya Agni, Cakka tersenyum..
"Kalo kangen gue, lo panggil nama gue. Dan genggam kalung itu.. Aku pasti selalu ada untukmu.." Kata Cakka sambil mengeluarkan air mata, ia tersenyum.
"Cak, simpen kalung ini!" Kata Agni lalu mengambil sebuah kalung bertulis ATN .
"Tapi kan ini berharga bagi lo?" Tanya Cakka.
"Darimana lo tau? Itu berhara,tapi lebih berharga elo .." Kata Cakka.
" Agni!" Panggil papanya, Agni mengangguk.
"Iya, Cak! Aku pergi dulu yaa.." Kata Agni sambil berjalan mundur.
"Peluk gue lagi dong!" Celetuk Cakka.
"Ogah! Byeeee.." Mata Cakka terus menatap tajam ke Agni sampai gadis itu benar-benar hilang ditengah kerumunan.
---
"Permisi, tau kelas 10-2?" Tanya seorang gadis berambut panjang dibawah dada, berkulit putih, dan tersenyum manis.. Senyum itu mirip sekali dengan.. Agni!
"Hmm.. Ada apa?" Tanya Cakka, matanya menatap dari atas ke bawah..
"Aku Agni..Anak baru disini.. Kamu siapa?" Tanya gadis itu, ya Ampun! Dia lupa sama Cakka?
"Ohh..kalu sama Cakka lupa?" Tanya Cakka sambil megedipkan sebelah matanya.
"Hah? Lo..cakka??" Tanya Agni heran,alo itu malah jangkung!
"Iya, lupa ni yeee sama Cakka.." Goda Cakka.
"Ih! Gue nyariin lo ke rumah lo, lo pindah rumah! Pas gue tanya rumah baru lo, yang punya rumah gak jawab!"
"Hihui^^ Agni makin cantik! 'Wow' Cakka liat Agni.."
"Hehe.."
"Eh, jawaban kamu gimana?" Tanya Cakka.
"Jawaban apa?"
"Di rumah sakit, 5 tahun yang lalu.."
" Nggak!" Jawab Agni kecewa, "nggak mungkin gue nolak.." Kata Agni lalu mencibir.
"Agniiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!" Teriak Cakka.
---
Malam harinya, Agni dan Cakka menghabiskan waktu bersama. Cuaca malam itu sangat cerah, bintang-bintang menampakkan cahayanya..
"Ag.." Panggil Cakka.
"Apa?"
"Cakka sayang Agni.."
"Bosen Agni dengernya!" Kata Agni bercanda.
"Jahat!" Celetuk Cakka, Agni ngakak.
"Ag.. Lo ucapin dong beberapa kalimat buat gue.. Gue kan sayang ama lo!"
"Okay! Agni itu cinta sama cakka.. Agni gak sayang ataupun suka.. Agni CINTA!! CINTA SLAMANYA !!" Kata Agni..
"Cakka cinsayka sama Agnii.."
"Agni.." Panggil Cakka lagi..
"Kiss me!" Kata Cakka.
"No!" Jawab Agni.
Cakka terdiam..
"Cak! Sini gue bisikin!" Kata Agni.
"Apa?" Cakka mendekatkan telinganya ke muka Agni..
"Hmm.." Ucap Agni..
1 detik..
'Cup'
Agni mencium pipi Cakka..
Cakka tersenyum puas.. Dan mencium balik Agni..
" Ihhhh!! Cakka genit!" Gerutu Agni kesal..
" I Love You Agni Tri Nubuwati.."
" I Love You Too Cakka Kawekas Nuraga.."
THE END :)
- created: 16 May 2010 -
Comments
Post a Comment