Cerbung: IABB vs RR ^part1^

Ini part 1 nya :D
Maaf mengecewakan namanya juga belum ahli <(“-_-)(-_-“)>
Udah di post di FB juga kok :D
~~~

Disinilah ku berdiri, disinilah kubertahan..
Aku tak akan berpaling karena kubisaaa…

Acha menatap Ozy yang balik menatapnya, lalu mereka berdua bergandengan tangan dan berputar bersama.

Dan ku akan.. Terbang..

“Ihiy! Keren!” teriak Agni sambil tepuk tangan. Acha dan Ozy membukukkan badan lalu toss-an bareng.
Cakka lansung merebahkan tubuhnya disofa, “cape juga ya 5 kali latihan berturut-turut.” Ucapnya sambil meneguk botol minuman yang ada dimeja.
“CAKKKKKAAAAAAA! ITU PUNYA GUEEEE! PUNYA LO KAN YANG ITUUUUU!!!” Teriak Agni histeris ketika ngeliat botol minumannya sudah kosong, tak bersisa. Padahal Agni baru minum dikit, sementara punya Cakka udah kosong setengah.
Cakka seperti biasa, nyengir kuda lalu menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya, “piss, bro!”
“pas, pis, pas, pis! Aaaaa gamau minum bekas elu gueeee!” teriak Agni sambil melempar Cakka dengan botol minuman Ozy yang udah kosong.
“shut! Shut! Udah dong, malu sama umur, masalah minum aja diributin. Jangan sampai ada pukul-pukulan gitar aja dipanggung nanti.” Celetuk Ozy yang lansung dipelototin Agni dan Cakka.
Ray yang daritadi duduk didepan keyboardnya berpindah ke depan drum, si Didi yang lagi asyik main lansung terganggu dan gak sengaja Didi mukul kepala Ray pake stik drumnya.
“didi! Lo mau bunuh gue apaaaa!!” teriak Ray kesal, dielusnya kepala malangnya yang terkena sebatan stik drum Didi(?)
Didi cengengesan, sambil ikut mengelus kepala Ray, tapi yang dielus bukan kepalanya, melainkan rambutnya, hehe.
Beginilah keadaan Idola Anak Bangsa Band kalo sudah ketemu. Walaupun mereka sering berantem, tapi rasa solidaritas mereka tinggi loh. Kalo ada masalah bareng, kalo seneng juga bareng. Mereka kompak dalam berbagai hal, walaupun kadang ada perselisihan pendapat, tapi nanti juga baik sendiri kok.
Jam kuno di ruang tengah kediaman Nuraga berdenting 5 kali, tandanya sudah jam 5. Eits, bukan berarti mereka nak balek.. jangan asal tuduh yaaa(?) Sambil sibuk diem-dieman, keenam personel ini sesekali saling ngelirik-lirik. Cakka ngelirik ke Agni, begitupula sebaliknya, sementara Alvin Cuma bisa nelen ludah. Acha sama Ozy yang lirik-lirikan tanpa ada halangan. Sementara Ray dan dan Didi melirik dengan tatapan dendam. Haha tatapan aneh.
“pulang yukss” ajak Ozy akhirnya, ketika dilihatnya jam dinding distudio menunjukkan pukul 17.30.
“yuks, Ozy! Gue nebeng lo ya.” ucap Acha, Ozy tersenyum sambil menganggukkan kepala.
“semua, duluan yaaaaaaaaaaaaaa~” ucap Acha dan ozy berbarengan sambil keluar dari studio Nuraga. Agni, Cakka, Ray, Didi, dan Alvin mengangguk pelan.
“yaudah deh gue pulang dulu.” Kata Ray sambil menatap langit. “udah mau hujan”
Didi, Agni, dan Alvin ikut mendongakkan kepala ketika Ray mengatakan akan turun hujan,
“AAA! RAY GUE NEBENG LO YA!” teriak Didi antusias, saat mengetahui Ray membawa kunci mobil. Ray mengangkat alisnya tinggi-tinggi, sementara Didi memasang tampang memelas bgt.
“gue juga deh, Ray, boleh kan?” Tanya Alvin, Ray berfikir. Lalu mengangguk, “lo mau bareng sma Ray, Ag?”
Agni menggeleng, “gue nunggu Iyel aja.”
“sip. Kita duluan yah…” kata Ray. Didi melambaikan tangan ke Agni dan Cakka. sementara Alvin memandang dingin Agni dan Cakka.
Tinggalah kedua rival itu, duduk di sofa yang berbeda, dibatasi dengan meja kaca kecil. Agni sibuk menatap handphonenya sementara Cakka mengutak-atik gitarnya. Keduanya canggung, padahal kalo berdekatan begini mereka biasanya berantem.
“uhukk.. uhukk..” cakka pura-pura batuk sambil ngelirik Agni. Agni menggaruk kepalanya yang ga gatel, ia bingung banget mau buka topic apa. Lagian ia dan cakka ga pernah ngomong pelan. Bawaannya mau marah mulu.
“eh, lu belum pulang apa?” Tanya Cakka, Agni menggeleng.
“Iyel belum jemput.” Kata Agni dingin.
Cakka ber-O ria. Sementara raut wajah Agni cemas. Ia melirik jam, sudah jam 6. Cakka yang menatap Agni lansung menawarkan, “pulang bareng gue aja, gue anter.”
Agni menatap rivalnya itu tak percaya, lalu menggeleng lemah, “gausah deh, makasih. Iyel bentar lagi jemput.” Kata Agni.
“lo menghayal apa? Rocket Roll’s lagi latihan gamungkin bakal ijinin Iyel jemput lo. Apalagi kita BAND musuh, Ag…”
“huft. Apa boleh buat, yaudah deh gue minta anter lo aja. ga ngerepotin kan?” Tanya Agni meyakinkan, Cakka menggeleng.
“bentar, gue ganti baju dulu.” Kata Cakka, Agni mengangguk lalu menatap langkah Cakka yang sudah hilang dari studio Nuraga. Agni duduk di sofa, terdiam sebentar sambil menatap ruangan berwarna hitam-merah itu. Ada foto band IABB ditempel disitu. Agni tersenyum. IABB adalah singkatan dari Idola Anak Bangsa Band. Band itu sudah lama dibentuk, tepatnya tanggal 21 Maret 2008 [ tanggal anniv penulis :p ] Band itu terdiri dari 7 personel yang berbeda grade. 6 orang duduk di kelas 10 dan 1 orang lagi di kelas 9. Leader band ini sendiri adalah Cakka. Cakka yang mencetuskan ide membuat band. Agni awalnya males berpartisipasi, tapi atas bujukan Acha, Agni luluh juga dan sekarang menjadi guitarist di Band ini. Awalnya, drummer band ini adalah Ray. tapi karena pianist disekolah mereka kurang menonjol, dan Ray juga bisa memainkan piano, maka Didi, siswi berwajah manis yang saat MOS pernah menunjukkan aksi permainan drumnya pun akhirnya terpilih menjadi drummer di IABB.
“ag, ngapain lu melamun? Yuk, jalan sekarang. Keburu hujan” tegur Cakka di ujung pintu, Agni menghentikan lamunannya lalu beranjak dari sofa.
###
Nasib sial mungkin sedang menimpa Agni dan Cakka. Tak lama setelah mereka melesat ke jalan ibu kota, hujan deras mengguyur bumi. Untung saja mereka bisa berteduh di emperan toko.
Agni menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, mencoba menghangatkan badannya yang mulai gemetar karena dinginnya air hujan. Rambut sebahunya dibiarkan tergerai dan berterbangan karena angin. Cakka memperhatikan Agni sejenak. Kalo dilihat-lihat Agni manis juga *cihuy*, dengan kaos Ungu dan celana jeans selutut. Rambutnya dibiarkan tergerai, dan mukanya polos tanpa bedak.
“eng… Ag, dingin?” Tanya Cakka sambil mencoba mencairkan suasana.
“ah? Eh… iya…” kata Agni sambil cengengesan. Cakka buru-buru melepas jaket kulitnya dan memberikannya kepada Agni. Agni menatap Cakka ragu-ragu.
“udah… pake aja kali, daripada lo kedinginan terus sakit? Kita gajadi manggung?” Cakka beralasan. Padahal, ia khawatir Agni sakit. Agni tersenyum lalu menerima jaket dari Cakka. dipakainya jaket yang kebesaran itu dan tersenyum.
“makasih. Hehe”
Cakka tersenyum lalu kembali menatap hujan. Kadang Cakka menatap Agni yang sedang memperhatikannya. Keduanya tersenyum canggung.
“eh, Ag. Lo masih inget pertama kali kita main hujan? Bareng anak IABB?” Tanya Cakka, Agni mengangguk antusias.
“pastilah, di depan rumah Didi kan? Waktu mobil Ozy mogok dan kita ber-6 terpaksa ngedorong mobil Ozy sampe hidup? Haha, Gue masih inget” kata Agni sambil ngakak.
Cakka mengulum senyum, “gue juga masih inget. Itu pertama kali kita sering berantem kan?”
“Haha, iya. Sampai sekarang ya :p sekarang ada penerus kita loh, Cakk. Tuh si Didi sama Ray. haha”
Cakka tertawa tanpa suara. Lalu kembali menatap hujan yang semakin lama semakin deras, “sampe sekarang kita masih musuhan ya, Ag?”
“hah? Engga kita ga musuhan kok.” Kata Agni.
“serius? Bukannya lo gapernah nganggep gue temen lo ya?”
“haha, lo bukan temen gue, tapi sahabat gue. Hhahaa”
Cakka membulatkan matanya, “Serius?”. Agni mengangguk pasti. Cakka menyodorkan jari kelingkingnya, sambil tersenyum manis. Agni membalasnya dengan senyum manis. Jari kelingking mereka digoyang-goyangkan sambil tersenyum.
“mulai sekarang kita teman, ga ada lagi ya berantem-berantem lagi?” Tanya Cakka, Agni mengangguk.
###
SMA Prawiguna *abal wekk* hari itu masih sepi. Agni dan Acha duduk di perpustakaan sambil asyik menceritakan hal-hal yang terjadi. Agni tiba-tiba teringat sama kejadian ‘maaf-maafan-dihari-hujan’ yang kemaren dilakukannya bersama Cakka. dia mau cerita sama Acha, tapi ragu…
“eung, cha…” panggil Agni, Acha mengalihkan pandangannya dari BB nya ke wajah Agni.
“ya?”
Agni menggaruk kepalanya yang gak ada kutu itu *wayadong, rambut Agni gitu :p*, “eh, aduhhh…”
“ngapa sih?” Tanya Acha penasaran. Dahinya udah ditekuk 12 tekukan.
“kemaren si Cakka minta maaf loh sama gueee..” kata Agni bangga.
Acha cengo bentar, terus membulatkan matanya, “KOK BISA?”
“achonggg! Mulut lo jangan gede-gede napa? Bisa dong, haha”
“cieeeh cieeehhh… Seneng tuh…” goda Acha sambil noel dagu Agni.
Agni Cuma tersenyum. Ia kembali focus ke novel yang dibacanya sampai akhirnya seseorang duduk disebelahnya. Agni menatap orang itu, lalu mendengus sebal.
“lo lagi, lo lagi! Mau apasih?” gerutu Agni sebal, cowo itu tersenyum genit sambil menoel dagu Agni. “hih! Gausah pegang-pegang!”
Cowo itu namanya Iza. Dia adalah fans berat Agni dari dulu. Sebenernya sih awalnya Agni gak terganggu sama yang namanya ‘fans’. Tapi semenjak dateng Iza, kok rasanya Agni jadi trauma sama fans ya? Agni buru-buru menutup buku novel yang dibacanya dan menarik tangan Acha keluar dari perpustakaan itu.
‘liat aja lo, Ag. Bakalan klepak-klepek sama ketampanan Iza.’ Batin Iza sambil menatap Agni yang berjalan cepat-cepat ke arah koridor.
###
“PAGI ACHA!” Sapa Ozy girang, Acha yang lagi asyik makan sop buah melirik Ozy aneh.
“pagi? Jam lo habis batre? Apa gak ada jarumnya?” Tanya Acha, Ozy menatap jam digital yang menempel di pergelangannya.
“emang gak ada jarum sih.”
“oh.. iya ya.” jawab Acha simple. Ozy mencubit pipi Acha gemas. Sementara Acha hanya tertawa kecil,
“mana yang lain?” Tanya Acha sambil celingak-celinguk.
Ozy menunjuk kesegerombolan orang yang sedang sibuk berteriak dengan pesanan mereka. Acha mangut-mangut tanda mengerti.
“dasar, mereka gak pernah berubah ya, Zy…”
“iya, apalagi Cakka sama Agni. bukannya mereka udah janji gak beranteman lagi? Kok masih adu mulut sih?” Tanya Ozy ketika melihat Cakka dan Agni lagi asyik berantem. Acha tertawa kecil.
“itulah keunikan dari pasangan Cagni…”
Ozy dan Acha tersenyum, lalu bertemu pandang. Acha kok ngerasa teduh ngeliat mata Ozy lama-lama, sementara Ozy udah mau mimisan ngeliat Acha.
“woi!!” teriakan Ray tadi membuat Acha dan Ozy refleks melihat ke Ray. Ray yang ngerasa jadi pengganggu mengancungkan jari telunjuk dan tengahnya.
“gue gak tau kalo kalian lagi bersua..” Ray beralasan. Ozy menoyor kepala Ray.
“sok tau loh, bahasa lo sok fatwa pujangga banget. Bersua.”
“apaan sih?” caplok Cakka yang baru dateng mesen siomay.
Agni yang duduk disebelah Cakka ngomen, “barusan ada kucing kelindes Daud.”
“serius?”
“engga sih…”
“huuu, dasar Agni sotoy.”
Agni manyun, sementara Cakka ngambil kesempatan dalam kesempitan. Dia nemplokin pipi mulusnya itu di bibir Agni yang lagi manyun. Hoho ^^
‘cup!’
“eh…?” Agni refleks memegang bibirnya. Sementara Cakka senyum-senyum gajelas sambil asyik lagi memakan siomaynya.
“CAKKA! HUAAA!” Teriak Agni histeris. Sementara Acha, Ozy, dan Ray pada menggoda mereka. Cuma Alvin yang terlihat diam sambil focus pada mie ayamnya.
Iseng, Cakka malah balik nyium pipi Agni. refleks lagi, si Agni megang pipinya yang habis kena sengatan ulat bulu (?).
“cakka! iseng banget sih!” teriak Agni sambil memukul lengan Cakka geram. Tapi, ada perasaan seneng tiba-tiba. datang tak disuruh-suruh.
“sekian drama romantic dari Romeo and Juliet.” Kata Ray yang lansung kena timpukan botol Agni, si Ray buru-buru menangkapnya dan tersenyum bangga.
“hebat jug ague, tau :p” kata Ray bangga.
Semua bersorak. Kecuali Alvin yang lagi-lagi Cuma mantengin mie ayam. Setia banget Alvin sama mie ayam.
“eh, hari ini latihan gak?” Tanya Agni yang sudah pulih dari atraksi cium-mencium tadi. Acha mengangguk sambil menelan alpokat yang disendoknya tadi.
“tapi kita belum ngabarin si item ya?” Tanya Ray balik.
“CIEEE… Ray perhatian ya sama Didi. Uhuy ^^” goda Agni sambil bersiul.
Ray balik melempar botol yang tadi ke Agni, tapi Agni menghindar dan sip! Lemparan Ray tadi landing tepat ke kepala Cakka yang mulus.
“HUAAAAAA! RAY LO MAU BUNUH GUE? AMBIL AJE PISAU SEKALIAN!”
Ray cengengesan. Lalu akhirnya focus pada baksonya. (laper nih penulisnya).
Drrtttt… Drrrttt…
‘Semakin ku kejar, semakin kau jaohhh.. tak pernah letih, tuk dapatkanmu.. terus berlari, namun ku tak *tit*’
“Hawloeehh.” Jawab Ray alay. Anak-anak pada muntah masal.
“GOPENG! Entar latihan?” teriak si penelpon di ujung telepong.
“iyeeee, ngape?” Tanya Ray sok cool.
“JEMPUT GUE!”
“OGAH!!”
“PLEASEEE!”
“MAAF YA GUE ADA KEPERLUAN LAIN!”
“PELIT! UDAH GONDRONG, GEPENG, JELEK!!”
“JADI LO NGACA BERANTEM??”
“ampun bang…” kata Didi akhirnya.
“yaudah, lo balik sekul jam brp?”
Ada jeda di pembicaraan itu, “gue gak lagi disekolah, ray.”
“jadi? jangan bilang lo lagi di Mall?” Tanya Ray.
“gue di rumah sakit..”
Ray cengo bentar, “kenapa? Mau ketemu ajal lu?” *sorryDidiNatic, RayReady*
“BUKAN! Gue… gue… ah, pokoknya jemput ya, jam 1. Awas ga dateng!”

Tut.!

Ray menatap layar BlackBerry nya sebentar. Masih kaget. Didi dirumah sakit? Ngapain dia? Dia gak tiba-tiba kerja sambilan jadi cleaning service di situ kan? Rasa khawatir tiba-tiba dateng ke Ray. kok tiba-tiba dia ngerasa pengen cepat balik ya?
“RAY!” Teriakan Cakka membuyarkan lamunan Ray, Ray menatap Cakka.
“nape?”
“siapa yang telepong?” Tanya Cakka, Ray berdehem.
“si item.”
“emang kenapa dengan si item-mu itu?” Tanya Cakka lagi, Ray menajamkan pendengarannya.
“apa? ITEM-MU eM Ka eS De lo?”
Cakka nyengir, “hehe, emang kenpa si Didi?”
“entah tuh, dia di rumah sakit. Pas ditanya kenapa gamau jawab.”
Acha menatap Ray yang raut-rautnya raut khawatir, “cieee, Ray khawatir ya.”
“iya sih.. eh, ENGGAK!!! ENGGAK!!!”
Anak-anak bersiul-siul. Sementara Ray masa bodo deh. dia lebih mentingin pikirannya yang masih bertanya-tanya kenapa Didi!

Bersambung ;p

Didi kenapa ya??
Terus gimana Cagni ya??
Ocha? Ocha?
Alvin jangan pantengin mie ayam mulu deh :p
Penasaran? Hayo hayoo~

Part 1 nya jelek kan? Memang… HUAAA!!!
Tinggalkan jejak. Kalo yang like min. 7 aku lanjut part 2 nanti sore, kalo engga yaaaa.. :p
Haha :D

Follow twitter: @paniayams
Tumblr: achmdsvniaa.tumblr.com
_prasetvanyaCGL_

Comments