LOVE STORY ^part 1^

Ehey! Paniak datang :d
Datangnya cepet banget kan? Iyadonggg :D
Kan aku kasian sama Paniatic (?)
Ini dia, maaf pendek :D

☺☹☺
Gadis manis itu tengah asyik mendrible bola. Panasnya sengatan matahari tak melunturkan semangatnya. Matahari jam 8 pagi itu bagus untuk kesehatan, tuturnya jika ditanya oleh sahabat-sahabatnya. Masih dengan seragam basketnya, ia terus mendrible bola, mencoba mengeshoot ke ring dan.. 
Duk! 
Bolanya tepat! Tepat mengenai kepala orang. Gadis itu lansung menghampiri orang yang nasibnya malang karena mendapat lemparan bola darinya.
Begitu dilihatnya siapa yang dilemparnya tadi, ia malah ngakak.
“Eh, lo tuh bisa ga sih main basket?” Tanya cowo itu kesal, gadis itu mengambil bolanya, lalu mencibir.
“Bisa kok! Lagian kan tadi gue ga sengaja ngenain bola basket ke kepala lo” ucap gadis itu, ia kembali menuju lapangan basket, dan kembali lagi mendrible bola. Cowo tadi memegangi kepalanya sambil merutuk gadis manis itu.
“Ag, kasian tuh tunangan lo. Bukan dibantuin malah ngejek.” Tutur Via sambil menunjuk ke arah lelaki yang tengah duduk di pinggir lapangan. Lelaki itu tengah bercanda dengan kawannya.
Agni mencibir, “biarin. Lagian kayaknya dia gak kesakitan lagi tuh.” 
“Ckck. Dasar pasangan aneh, kalian udah pacaran belum sih?” Tanya Shilla, ia duduk di bawah pohon. Agar panas matahari tidak mengenai kulit mulusnya.
“Belom. Dia kan pacaran sama kak Oik,” jawab Agni santai.
“Lah? Bukannya kalian tunangan? Gimana sih?” Acha menimpali.
“Aduh, masih calon tunangan gue tau-_- Lagian kalo gue tiba-tiba mau mutusin hubungan juga gapapa kok.” Ucap Agni. 
“Pasangan sarap.” Gumam Via, matanya masih fokus ke novel yang dibacanya. Shilla kembali asyik dengan majalahnya. Dan Acha sibuk dengan i-Podnya.
Agni kembali asyik bermain basket. Baginya, ada kepuasan sendiri kalau ia sedang bermain basket. Kadang, kalo sudah jenuh dan panas di lapangan, baru dia berhenti bermain basket. Dan memutuskan bermain dengan gitarnya.
“Agni! Pinjem bolanya dong!” Pinta seseorang dibelakang Agni, Agni melirik orang tersebut. Lalu mengangguk. Ia melempar bola tersebut ke orang tadi, lalu membiarkan orang itu bermain.
“Lo gak main, Ag?” Tanya Shilla ketika melihat Agni sudah duduk disampingnya, dan meneguk air dari botol minumannya.
“Capek, lagian biarin aja si Riko dkk yang main dulu,” jawab Agni, ia gak sengaja ngeliat ke pinggir lapangan. Ada Oik disebelah Cakka. Oik, dengan gaya mentelnya bergelayut manja di sisi Cakka. Agni sih santai aja. Tapi entah kenapa ada perasaan gak enak melihat Oik dan Cakka. Agni sudah mengenal Cakka sejak kecil, dan rasanya dulu Cakka tak pernah berpaling darinya. Tapi sekarang? Lihat kan?
“Ag, Ag! Liat deh..” Shilla menunjukkan sesuatu di majalah, tapi kata-katanya menggantung ketika melihat tatapan Agni yang bukan menatap ke majalahnya, tapi malah menatap Cakka dan Oik.
“Agni?” Panggil Shilla sekali lagi, Agni terbangun dari alamnya dan menatap Shilla.
“Lo ngapain ngeliatin Oik sama Cakka?” Tanya Shilla, Agni menggeleng.
“Gaya pacarannya Cakka sama Oik gitu banget ya,” Alasan Agni, Shilla menggangguk.
“Oik sok imut,”
Agni tertawa kecil. Lalu buru-buru membuang jauh pandangannya ke majalah yang Shilla pegang.

☺☹☺ 
SMA Victoria adalah nama sekolah tempat Agni dan teman-teman menimba ilmu. Sekolah itu terdiri dari 3 tingkat. Lantai dasar, ada ruang guru, dan kelas X. Dilantai dasar juga ada ruang tata boga, dan ruang multimedia. Di lantai kedua, ada kelas XI, lab komputer, ruang musik, dan ruang teather. Di lantai paling atas, ruangnya kelas XII. Disana juga terdapat perpustakaan, gudang file, dan gudang penyimpanan. 
Kelas XI IPA-2 hari itu sedang hening. Pasalnya, ada ujian fisika mendadak. Anak-anak muridnya banyak yang lirik kanan-kiri untuk mendapatkan jawaban. Cakka contohnya, dia asyik lirik kanan-kiri untuk mendapatkan jawaban bagi kertasnya yang masih kosong melompong. Sebenarnya ia bukan siswa yang modal tampang tapi otak kosong. Melainkan, ia tak belajar dulu tadi malem. Namanya juga ujian mendadak.
Gabriel adem ayem, dia tadi malem udah belajar. Itupun karena paksaan kekasihnya. Alvin? Dia setengah bisa setengah enggak. Kalo Ozy? Oh dia udah pulang duluan karena udah selesai lebih dulu. Ozy itu memang mendewa di pelajaran Fisika. Nilainya pasti selalu diatas 80. Agni dan Sivia adalah saingan Ozy.
Agni menatap kertasnya yakin, lalu mengumpul kertasnya ke Bu Winda yang sedang sibuk dengan handphonenya. Harusnya itu menjadi salah satu kesempatan untuk mencari jawaban, kan?
Cakka dengan gerakan cepat melirik kertas Gabriel. Gabriel sih santai. Lagian kalo dia gabisa Matematika, Cakka dengan adem nyontekin dia. Hehe

☺☹☺
“Apa? Ayah sama bunda bulan ini gajadi pulang? Jadi gimana dong yah? Paman sama bibi udah pergi ke Aussie. Masa Agni sendiri lagi?” Tanya Agni di telepon. Terdengar desahan putus asa ayahnya, dan tiba-tiba diujung telepon sudah ada suara bundanya.
“Kamu tinggal sama tante Karin aja! Biar bunda yang ngomong sama tante Karin, pasti dia setuju!” Kata bundanya, Agni membulatkan mulutnya.
“Tante Karin? BUNDA! Itu kan mamanya Cakka!?”
Bundanya yang mendengar teriakan kaget Agni sedikit heran, “memang kenapa? Cakka kan pacar kamu, harusnya kamu seneng dong?” 
Perlu diketahui, Bunda Agni dan Tante Karin taunya kalau Cakka dan Agni adalah sepasang kekasih.
“Yaudah, nanti bunda telpon tante Karin ya. Kamu kemasin aja barang-barangmu. Oke sayang? Take care baby” ucap Bunda Agni, lalu menutup sambungan telepon.

To Be Continued.
Hehe pendek? Memang.
Jelek? Jelas dong.
Haha :p Part 2 bakal panjang gak? Bakal kali. Wkwkwk :p
L+C ditunggu loghsz (?)

Comments