LOVE STORY ^part 7^

Ini part 7 :)
Ngaret gak sih? semoga engga yah:)
Makash buat kak Nekha yang udah ngasih saran:)
Makasih juga buat semua yang udah minta lanjut cepet.
Ini special buat kalian semua!!
Ini diaaa…

NB: Kalo bisa muter lagu Tangga-Cinta Begini di bagian Cagni tunangan biar makin ngena! Berulang-ulang. Oke?
***
“Cakka! Agni!”
“Ah?”

~~~~~~~~
‘Bruk!’

“Adaw!”
Agni menatap sekelilingnya. Dia ada di kamarnya. Ia berdiri dari permadaninya dan mengelus bokongnya yang sakit akibat benturan. Agni menghela nafas. Ternyata kejadian ‘dia-dan-cakka-tunangan’ Cuma mimpi. Sementara pertunangan di dunia nyata akan diadakan malam ini. Ia keluar dari kamar, dan menemukan mamanya lagi sibuk mondar mandir ngangkat telepon. Agni tersenyum, lalu turun dan duduk di sofa sebelah mamanya. Mamanya yang ngeliat anaknya yang akan bertunangan itu lansung mematikan sambungan telepon.
“Agni!! jam segini bukannya siap-siap ke salon! Sana mandi!” suruh mamanya, Agni menggeleng.
“gamau. Agni gak mau kesalon” jawab Agni enteng.
Mamanya menatap agni garang, “NEKHA!!!!”
Gadis cantik yang sedang asyik makan itu memberhentikan aktifitasnya dan menghampiri mamanya yang meneriaki namanya, “ya ma?”
“liat adekmu ini, gamau kesalon. Seret aja, kha!”
Nekha memandang adiknya itu dengan tatapan garang, lalu menarik tangan Agni geram. Agni Cuma meringis karena tarikan kakaknya itu keras banget. Nekha menyuruh Agni duduk di kursi makan lalu menyuruhnya duduk disana. Agni sebenernya masih ragu sama pertunangannya ini. Tadi malam aja dia ampe tidur jam 1 malam saking galaunya. Mimpinya tadi malem itu loh. Beneran terjadi, apa Cuma hanya sebatas mimpi?
***
“Agni! jangan gerak-gerak napa? Susah tau ngeriasin kamunya!” gerutu kak Nekha sambil menyapukan eye shadow di mata Agni. sementara si Pania kebagian tugas di bagian rambut Agni. agni memang gak mau diajak kesalon. Makanya, Nekha dan adiknya, Pania turun tangan dalam mengurusi Agni.
“huaaaa! Pania! Panas! bisa make catokan ga sih?” teriak Agni ketika batok rambutnya jadi korban ‘catokan’ Pania.
“bisa! Kakaknya aja yang gerak-gerak kayak lele.” Ucap Pania santai. Ia kembali asyik mengeritingi rambut Agni dengan catokan.
Agni menggerakkan bola matanya keatas. Aduh, kapan selesainnya sih penderitaan ini? Sudah dua jam dia duduk dikursi itu dan kedua saudaranya itu menyiksanya. Ralat, bukan menyiksa, tapi mempercantik. Tapi bagi Agni, ini namanya penyiksaan!
“kak? Masih lama?” Tanya Agni geram. Dia sudah agak gerah dengan dress yang dipakainya, belum lagi panasnya batok kepalanya akibat catokan Pania.
“Taraaa!! Udah selesai!!” ucap Nekha, sambil tersenyum manis. Pania melepaskan colokan catokan, lalu tersenyum girang.
“yeee! Kak Agni cantik!” teriak Pania sambil jingkrak-jingkrak. Agni menatap pantulan dirinya di kaca. Lalu berteriak histeris.
“itu siapa? Agni? sumpah! Gue cantik juga ya, baru sadar guee..” narsis Agni.
‘pletak!’
“Adaw!” Agni meringis. Kak Nekha menjitaknya.
“yang paling cantik dirumah ini gueee!”
“gue paling imut!” ucapnya narsis, Agni menggelengkan kepala melihat kedua saudaranya yang rada panas itu.
“gue paling manis loh!” ucap Agni nyamplok. Mereka bertiga tertawa.
***
Shilla, Acha, dan Sivia sudah duduk di gedung tempat Agni dan Cakka atau disingkatnya Cagni akan melakukan pertunangan. Mereka mungkin menjadi tamu pertama yang datang. Hehe, bahkan pasangan mereka aja belum ada yang datang. Katanya sih lagi on the way. Dan.. yang tunangan aja belum datang-_-
“Agni mana Cha? Belum on the way?” Tanya Shilla, Acha menggangguk.
“udah otw kok. Lagi di lampu merah.”
Shilla greget, “tadi malem gue mimpi, gue sama Alvin bakalan nyusul mereka!” Shilla sukses dapet toyoran dari Acha dan Sivia.
“doain kek, biar beneran kejadian-_-“
Sivia dan Acha bergaya seperti orang ngedoain, membuat Shilla ketawa kecil. Tak berapa lama, prince-prince mereka datang. Ozy dengan kemeja hitam berdasi putih. Sementara Gabriel dengan charmingnya mengenakan kemeja putih, lengkap dengan dasi merah *kayak yang diavatarnya dia*. Sementara, Alvin dengan kemeja merah dan dasi putih, kebalikan dari Gabriel.
“huaaa! Prince ku ganteng banget!!” teriak Acha, Ozy mencubit hidung Acha gemas.
“my Barbie ku juga cantik banget pake dress pink. Kayak Barbie” komen Ozy, Acha tersenyum sambil mencubit pipi Ozy.
“princess ku sayoongg:*” ucap Alvin sambil menirukan gaya nyium orang. Shilla tersenyum manja.
“apa koko-ku sayongg.”
Mereka asyik bercanda sampai seorang gadis dengan dress serba putih menghampiri mereka. Hampir saja Acha berteriak setaan.
“permisi, Agninya mana?” Tanyanya, Acha menatap orang itu heran.
“Agni? belum datang. Lo siapa?” Tanya Acha, gadis itu tersenyum.
“Nova. Kalau Agni datang, bilang temui saya di lobby ya.”
Acha menggangguk, lalu gadis itu pergi dengan langkah gontai. Acha, Shilla, Sivia, Alvin, Ozy dan Gabriel saling berpandangan. Tak berapa lama, Agni datang dengan dress gaun berwarna putih. Dilengkapi pita besar dibelakang gaun, tepat dipinggangnya warna ungu. Gaun itu panjangnya selutut. Dengan rok mengembang. Alshill, Ocha, dan Siviel cengo ngeliat gadis didepan mereka ini.
“Agni? lo Agni?” Tanya Shilla sambil menatap gadis didepannya itu.
“bukan! Sari si penjaga sekolah! ya Agni lah!”
“HWAAA! CANTIK BANJET!” Teriak Acha histeris, Agni tersenyum manis. Sivia seperti mengingat sesuatu, ia lansung menyuruh kawannya diam.
“Ag! Lo ditungguin sama orang di lobby.”
Agni menaikkan alisnya, “orang? Siapa?”
“Namanya Nova,” Jawab Ozy, Agni lansung sedikit takut. Nova? Kakaknya Oik? Ada apa lagi ini?
“dia bilang apa?” Tanya Agni.
“dia bilang sih, lo suruh nemuin dia di lobby. Itu aja.”
Agni menghela nafas berat. Lalu segera berlari dengan high heels ungunya. Hatinya tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak. Agni hampir saja mengira Nova setan kalau saja Nova tidak menguncir rambutnya. Bajunya yang serba putih, dan mukanya yang pucat membuat Agni bergidik ngeri.
“kak Nova?”
Gadis itu menatap kesumber suara dan melihat Agni sedang tersenyum. Ia agak kaget dengan penampilan Agni yang sangat cantik hari itu. Nova berdehem, Agni duduk disebelahnya. Ia menunggu Nova berbicara.
“masih bisa senang-senang diatas penderitaan adek gue?” tanyanya dingin. Agni menatap Nova.
“maksud kakak?”
Nova melirik Agni dingin, lalu tersenyum dingin, “lo tega bertunangan dengan lelaki yang dicintai adek gue?”
“kenapa? Salah? Emang Cuma Oik yang harus bahagia?” tandas Agni sambil melirik Nova tajam.
“Tapi Oik mau mati! Lo bisa gak mikirin dia dulu?”
“Oik bukan siapa-siapa gue! temen bukan, sahabat bukan, saudara bukan. Dia malah musuh gue! jadi, buat apa gue mikirin dia?” Tanya Agni.
“lo yang bego! Cakka ga cinta sama sekali sama lo! Dia Cuma cinta sama ade gue! dia tunangan sama lo karena terpaksa! Camkan! TERPAKSA! Mending lo batalin pertunangan lo dan biarin Oik dan Cakka bahagia!”
Nova meninggalkan Agni yang sedang mencerna perkataan Nova. Apa gue gak boleh bahagia sama Cakka?
***
Cakka sudah siap dengan kemeja ungu, jas hitam, dan dasi berwarna ungu bercorak hitam. Sekali lagi ia melihat pantulannya didepan cermin. Oke, sudah oke. Pikirnya. Ia mengambil kunci mobil sambil bersiul. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya sejak dulu. Tapi, rasanya dia gak enak sama Oik. Pacarnya yang satu itu gak ngerestuin pertunangan ini.
‘cklek’
Pintu kamar Cakka dibuka oleh seseorang. Cakka menatap seseorang yang masuk ke kamarnya dan menangis itu. Oik. Ia memakai sweater soft pink, dan rok putih selutut. Cakka jadi bingung ngeliat Oik nangis.
“kak? Kakak kenapa?”  Tanya Cakka, Oik memeluk Cakka. cakka tak membalas pelukan Oik. Oik menangis lalu memukul dada bidang Cakka.
“lo jahat sama gue! kenapa lo mau tunangan sama Agni! lo gak cinta kan sama dia? Lo cintanya sama gue kan! Ya kan?” Tanya Oik lirih. Cakka mengelus rambut Oik pelan.
“aku.. cinta.. sama..” Cakka sedikit bingung. Disisi lain, dia mencintai bahkan sangat mencintai Agni. tapi, disisi lain, ia menyayangi Oik.
“Kka! Jawab aku! Kamu cinta siapa?”
Cakka melepas pelukan Oik, lalu tersenyum tipis. “aku cinta sama Agni kak.”
Oik menatap Cakka tak percaya, “boong! Kemaren kamu bilang kamu cinta sama aku! Kamu sayang aku! Kamu gamau ninggalin aku! Mana janjimu Kka?” isak Oik. Ada perasaan perih di hati Cakka.
“hhh.. maaf kak! Aku gabisa, aku lebih mencintai Agni.” Cakka menyeka air mata Oik, lalu tersenyum. Ia bergegas keluar kamar. Oik mencegatnya.
“Kka! Jangan tinggalin aku, aku..”
Bruk!
Tubuh mungil Oik terjatuh, Cakka panic. Ia menepuk pipi Oik sambil menyuruhnya bangun. Ia menidurkan Oik di tempat tidurnya, lalu membelai rambut Oik. Tak berapa lama, Oik terbangun, ia memeluk Cakka. cakka jadi beneran bimbang.
“Kka! Plis. Bilang kalo tadi kamu Cuma becanda. Kamu Cuma sayang sama aku. Iyakan?” lirih Oik. Cakka menatap Oik. Ia menghela nafas berat.
“iya kak, aku Cuma becanda. Aku cintanya sama kakak.”
***
[ NB: diusahain muter lagu Tangga-Cinta Begini. Biar makin ngena. Oke? ] 

Agni bolak-balik bak setrikaan didepan Alshill, Ocha, Siviel. Acara pertunangan ini sudah dimulai dari tadi, papanya lagi cuap-cuap di atas panggung. Tapi Cakka, belum hadir juga. Perasaan takut dan galau menghantui Agni. apa mungkin Cakka gak datang karena dia gacinta sama sekali sama Agni?
“kita panggilkan, Cakka Nuraga, dan Agni Tri Nubuwati!”
Agni menatap kedua orang tua Agni dan Cakka, ada juga kak Nekha, Pania, dan adik semata wayang Cakka, Ray yang sudah tersenyum di sana. Cakka memang berangkat sendiri karena mama dan papa Cakka baru saja dari airport untuk menjemput Ray yang pulang dari Yogya dan lansung kesini. Agni melangkah ragu menuju panggung. Mungkin semua tamu bingung. Kemana cowo itu? Kok belum dateng?
“Agni, Cakka mana?” bisik kak Nekha ketika melihat Agni sendiri naik keatas panggung. Agni menggangkat bahunya.
“Cakka lagi dalam perjalanan. Harap menunggu sebentar,” kata mama Cakka, para penonton mengeluh kecewa.
Tak berapa lama, seorang lelaki yang ditunggu datang. Dia menatap Agni yang sudah berdiri di panggung. Tak lama setelah Cakka masuk, seorang gadis yang tak asing lagi bagi Agni ikut masuk. Oik.
“Ini dia, Cakka Nuraga telah datang.”
Cakka tersenyum getir, Oik mengikuti Cakka keatas panggung. Ow ow, sepertinya ada yang tidak beres. Batin Agni. agni sudah mantap dengan keputusannya. Ia menghela nafas.
“Kka! Ngomong sama Agni, Kka! Ngomong! Kamu gacinta kan sama dia?” teriakan Oik tadi membuat semua tamu terutama Alshill, Ocha, dan Siviel kaget. Terlebih kedua orang tua Cagni, kak Nekha, Pania, dan Ray. ray sendiri tau kalau Oik itu adalah kekasih Cakka. Terlebih Agni. ia sudah dengar ini semua dari Nova. Tapi entah kenapa hatinya begitu sakit?
Cakka sendiri bingung. Dia melihat ekspresi Agni yang miris. Ia menghela nafas.
“bener yang dibilang Oik, Cakk?” Tanya Agni, ia pura-pura seperti biasa, padahal nyatanya? Hatinya miris!
“eengg.. engg.. bener Ag..” jawab Cakka tercekat. Agni lemas seketika. Air matanya bener-bener mau tumpah.

Aku bisa terima.. Meski harus terluka.
Karena kuterlalu mengenal hatimu..
Aku telah merasa, dari awal pertama..
Kau takkan bisa lama, berpaling darinya..

Agni menggenggam tangan kanan Cakka dan Oik. Tangan Agni begitu dingin. Ia tersenyum miris. Lalu, ia berjalan menuju mama Agni yang memegang kotak cintcin pertunangan mereka. Ia membuka kotak itu, lalu tersenyum miris.

Ternyata hatiku benar. Cintamu hanyalah sekedar.
Tuk sementara.

“Cakka. aku tau, aku bukan yang terbaik buat kamu. Tapi Oik. Biarin aku ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan. Asalkan, kamu bahagia. Kalo Oik yang Cuma bisa ngasih kamu kebahagiaan, aku rela nyerahin kamu ke Oik. Sekarang, sematkan cincin ini di jari manis Oik.” Perintah Agni, semua tamu yang disana terpukau dengan ucapan Agni. terlebih Shilla, Acha, dan Sivia yang sudah nangis duluan.
“Ag..”
Agni tersenyum, “aku ikhlas, Kka. Sekarang, sematkan cincin ini ya. oik lebih pantas buat kamu.” Kata Agni sambil membimbing tangan Cakka ke Oik.

Oik tersenyum, Agni pun tersenyum, “sekarang, kak Oik. Sematkan cincin ini di jari manis Cakka.”
Oik tanpa ragu menyematkan cincin itu di jari manis Cakka. senyum Agni kembali terhias. Air matanya sudah mau tumpah.

Akhirnya kita harus memilih satu yang pasti.
Mana mungkin terus jalani cinta begini.
Karena cinta tak akan ingkari, takkan terbagi.
Kembalilah pada dirinya, biarku yang mengalah..

 “sekarang, gak ada lagi aku pemisah kalian. Oh ya, 2 minggu lagi, aku mungkin ikut kak Nekha dan Pania pulang ke Perth. Aku bakal ngelupain kamu Cakk disana. Aku janji, begitu aku pulang, aku bakal pulang dengan ngelupain semua kenangan kita.”
Cakka menatap Agni, yang sudah berlari meninggalkan panggung tersebut. Pania dan kak Nekha lansung mengejar Agni. begitupula dengan SAS. Ray melirik kakaknya tajam, lalu menarik tangan kakaknya itu keluar. GOA juga ikut mengikuti Ray.

Aku Terima…
***
Agni menangis sesenggukan di pelukan Shilla. Entah kenapa dia gak ikhlas dengan keputusannya. Hari yang benar-benar ditunggunya pupus gitu aja. semua harapannya dari kecil, semua pengorbanannya semua sia-sia. Mending dia mati daripada harus ngeliat senyum kemenangan Oik yang benar-benar membuatnya sesak.
“Ag, lo kenapa ngerelain Cakka buat Oik? Kenapa?” Tanya Sivia sambil menatap Agni.
“Karena gue gak tau lagi harus gimana Vi! Gue tau Cakka gak cinta sama Oik. Tapi.. gue masih punya perasaan. Oik sakit Kanker Darah,Vi. Hidupnya gak lama lagi. Biar Oik bahagia disaat terakhirnya.”
“dan ngerelain kebahagiaan lo? Gitu?”
Agni menghela nafas, “kalo Cakka bahagia, gue pasti bahagia, Vi.”
__
“Pengecut lo, Kka!”
‘Bough!’
Sebuah bogeman dari Ray mendarat di pipi mulus Cakka. cakka memegangi ujung bibirnya yang berdarah. Sementara Gabriel dan Ozy menenangkan Ray yang kembali ingin meninju Cakka.
“ayo, Ray! pukul lagi! Gue emang pengecut! Ayo pukul! Gue emang pantes dipukul!”
Ray  kembali mendaratkan tangan mulusnya itu di pipi sebelah kiri Cakka.
“Ray! ray! udahlah.” Ucap Alvin sambil mendorong pelan tubuh Ray. ray menatap tajam ke arah Cakka.
“lo bukan Cakka yang gue kenal! Lo munafik! Lo bikin cewe yang lo sayang sakit hati! Gue benci sama Cakka yang sekarang!” teriak Ray, membuat Cakka menatap adiknya itu.
“tau apa lo tentang perasaan gue?”
‘Bough!’
Lagi, Ray meninju kakaknya itu. Rasa emosinya bener-bener meluap.
“gue rela ninggalin study gue demi ngeliat LO DAN AGNI bersatu! Tapi apa ini hadiah buat gue? pengecut lo! Lo lebih milih Oik yang kelakuannya mirip pelacur itu? Apa lagi sebutan buat orang yang udah ngerebut cowo orang? Pasti gajauh-jauh dari PELACUR!”
Cakka menghela nafas. Dia salah mengambil keputusan. Dia bener-bener dilemma. Tapi terlambat, semua sudah terjadi, dia tak bisa bersatu lagi dengan Agni. dan Agni akan pergi ke perth 2 minggu lagi. Good!
***
Gadis imut itu duduk sendiri sambil memandang bintang. Air matanya tak berhenti mengalir. Ia bener-bener sedih ngeliat kakaknya dengan ikhlas merelakan cowo yang dicintainya. Dia sampe terharu sendiri.
“perlu pundak gue gak?” Tanya seorang cowo sambil menepuk pundaknya, gadis itu melirik cowo yang sedang duduk disampingnya, lalu tersenyum.
“kak Ray?”
Ray mengacak poni Pania, “kenapa nangis?”
“aku terharu sama kak Agni, kak.”
Ray tersenyum, ia membawa Pania kedalam pelukannya. Membuat Pania nangis lagi(?) ia mengelus rambut gadis itu. Lalu tersenyum manis.
“gak malu ya diliatin sama bintang?” Tanya Ray, Pania menatap cowo yang disampingnya ini dengan tatapan heran.
“malu kenapa?”
Ray mencubit pipi Pania, “masa cewe yang cantik nangis sih. diem yuk.” Jawab Ray yang sama sekali gak nyambung bagi Pania. Tapi, entah kenapa hati Pania ngefly.
“iya deh, ni diem”
“nah, gitu baru Achma Desvania!”
Pania tersenyum, lalu membiarkan Ray merangkulnya hangat.
***
‘Bruk!’
“eh sorry!”
“eh iya gapap… elo?”
“elo?”
“Ngapain disini?”
Cowo manis itu tersenyum manis, “ini pesta pertunangan Agni kan?”
Sekilas, wajah gadis itu berubah murung, “bukan. Tapi pesta pertunangan Cakka dan Oik.”
“loh? Kok bisa?”
“ceritanya panjang, Yo.” Jawab gadis itu. Tiba-tiba tangisnya pecah. Lelaki itu sampai heran, kenapa gadis itu bisa menangis.
“Nekha? Lo gapapa?” Tanya Rio. Dia ikut terduduk di lantai. Dan memeluk Nekha, guna menenangkan hati Nekha. Tapi, bukannya tenang, Nekha malah makin deg-degan.
“gu..gue.. ga-papa..”
Rio mempererat pelukannya, “biarin gue meluk lo sampe lo tenang..”
“tap.. tapi.. ini tempat rame!”
“Biar! Biar aja!”
Rio tetap memeluk Nekha. Nekha merasakan suatu desiran aneh. Dan baru pertama kali dirasakannya. Tau itu apa? Itu cinta!
***
Agni duduk di kursi taman itu, tatapannya bener-bener kosong. ada luka yang menganga lebar di hatinya. Tanpa sadar, sebuah benda mengkilau dipegangnya. Dan sukses menyayat nadinya. Tak hanya sekali, dua kali, tapi berkali-kali.
“AGNI!”

To Be Continued.

UAH! JELEK BANGET CERITA PART 7 INI!
Ini aku bikinnya dengan nyesek loh!
Oh iya, kak Nekha. Kayaknya saran kakak aku pake di part 8 ya:)
Ini mungkin ending sekitar.. 2 part lagi :D hehe
Makasih udah mau baca cerita gaje ini.
BCL yak :p

_paniayams_

Comments

Post a Comment